2017, Disperindag Tambah Alokasi Elpiji Melon

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Bojonegoro, Bhirawa
Konsumsi tabung gas elpiji melon berukuran 3 kilogram, tidak hanya dibeli orang miskin saja namun juga masyarakat dari kalangan menengah ke atas. Padahal, tabung melon tersebut hanya digunakan untuk warga tak mampu, di tabung sudah tertulis ‘Hanya Untuk Masyarakat Miskin’ namun kenyataan di lapangan tidak seperti itu.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bojonegoro, berencana akan menambahkan kuota stok elpiji milon di tahun 2017 ini. Menyusul terjadinya peningkatan kebutuhan gas elpiji sejak momen natal dan tahun baru 2017.
Kasi Distribusi dan Logistik Disperindag, Yudhistira A. Nugraha mengatakan, konsumsi tabung elpiji 3 kilogram meningkat. Ia menyebutkan, hingga bulan Desember 2016 lalu stok elpiji sebesar 750 ribu tabung. Permintaan tabung elpiji melon meningkat terlebih saat natal dan tahun baru 2017.
“Untuk bulan Desember lalu memang ada kenaikan kebutuhan karena merayakan Natal dan Tahun Baru. Meskipun begitu, belum pernah terjadi kehabisan stok,” kata Yudistira, kemarin (4/1).
Untuk tahun 2017, Disperindag akan mengajukan tambahan kuota, karena tingginya kebutuhan di masyarakat. Namun tambahan itu masih menunggu angka pasti setelah ada pendataan ulang.
“Kita masih akan data ulang berapa kebutuhan elpiji di masyarakat. Setelah ada angka pasti baru mengajukan ke Pertamina,” tandasnya.
Sementara kuota tabung elpiji di tahun ini sama dengan tahun sebelumna, yaitu 8.456.330 tabung.
Sementara itu, harga Eceran Tertinggi (HET) juga masih dijual dengan harga Rp16.000 per kilogram. Sementara itu untuk harga eceran tidak dketahui, karena harga eceran setiap penjual berbeda. “Kalau di tingkat pangkalan HET Rp16.000 per kilogram,” pungkasnya. [bas]

Tags: