2017, Fokuskan Penurunan Pengangguran Terbuka

pengangguran-terbukaPemprov Jatim, Bhirawa
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan (Disnakertransduk) Jatim yang awal tahun 2017 mendatang berganti nama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) akan tetap memprioritaskan programnya penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jatim.
Kepala Disnaketransduk Jatim, Dr H Sukardo mengatakan, berbagai inovasi telah dilakukan jajaran disnakertransduk memberikan pelayanan membuka lowongan pekerjaan bekerjasama dengan berbagai pihak dalam upaya penurunan TPT.
Misalkan saja dengan kegiatan job market fair, atau membuka lapangan pekerjaan baru dengan sistem AKAD (angkatan kerja antar daerah), AKAP (angkatan kerja antar provinsi), hingga angkatan kerja ke keluar negeri.
“Meskipun sudah masuk MEA, kompetensi tenaga kerja terampil sesuai sertifikasi harus tetap dimiliki calon mencari kerja tetap dimotivasi luar biasa sesuai motto kerja, kerja, kerja,” katanya.
Dikatakannya, hingga saat ini Gubenur Jatim masih memprioritskan pengentasan kemiskinan kaitan dengan pengangguran. “Jika 2016 kurang lebih 19 ribu calon tenaga kerja yang dilatih , maka untuk tahun 2017 disiapkan anggaran untutk melatih sekitar 30 ribu angkatan kerja yang disiapkan melalui BLK Disnaktrans dan memiiki kompetensi. Kita memiliki sarana yang cukup dan instruktur juga assesor,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, Pemprov Jatim melalui Disnaketrans masih tetap memprogramkan pelatihan alih kerja bagi korban ter PHK atau terkena pemutusan hubungan kerja. “Program ini bisa menjadi percontohan bagi provinsi lain di Indonesia,” katanya.
Sebelumnya dalam rilis BPS Jatim menyebutkan TPT Agustus 2016 mencapai 4,21 persen atau lebih rendah dibandingkan Agustus 2015 mencapai 4,47 persen. Penyebab bertambahnya tingkat penggangguran di Jatim dikarenakan masih adanya kesenjangan antara supply tenaga kerja yang tersedia dengan demand atau kebutuhan perusahaan/usaha.
“Namun kondisi tenaga kerja di Jatim dapat dikatakan relatif masih rendag yang tercermin dari kualitas pendidikan yang dimiliki tenaga kerja di Jatim,” kata Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono..
Menurunnya jumlah angkatan kerja, berdampak pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Jawa Timur. Pada Agustus 2014, TPAK Jawa Timur tercatat mencapai angka 68,12 persen. Sedangkan Agustus 2015 sebesar 67,84 persen dan pada Agustus 2016 turun lagi menjadi 66,14 persen.
Secara umum, angka ini menunjukkan bahwa 66,14 persen penduduk Jawa Timur yang berusia 15 tahun ke atas memutuskan untuk ikut aktif di pasar kerja. Sedangkan 33,86 persen sisanya memutuskan untuk fokus sekolah, mengurus rumah tangga, maupun memiliki kegiatan di luar kegiatan ekonomi seperti kaum lanjut usia (lansia). Kondisi kesehatan di Jawa Timur yang relatif semakin baik membuat angka harapan hidup di Jawa Timur semakin meningkat dan membuat jumlah lansia semakin bertambah.
Di sisi lain, peningkatan pemahaman masyarakat akan perlunya pendidikan juga mempengaruhi mereka yang sudah memasuki usia kerja untuk memilih melanjutkan pendidikan dan menunda peran aktifnya di pasar kerja.
Apalagi fenomena tersebut dibarengi dengan semakin didorongnya program wajib belajar dan biaya pendidikan gratis yang ikut menjadi faktor penunda bagi mereka yang sudah memasuki usia kerja untuk terjun ke pasar kerja. [rac]

Tags: