2017, Transportasi Udara dan Laut Jatim Paling Berkembang Pesat

Sejumlah kapal yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Tembaga Surabaya, kemarin. [m ali/bhirawa]

Pemprov Jatim, Bhirawa
Jatim menjadi provinsi paling pesat perkembangannya di Indonesia dalam bidang transportasi udara dan laut selama 2017. Semua bandara yang dibangun telah beroperasi dengan jumlah penumpang yang cukup banyak. Sementara Jatim juga menjadi satu-satunya provinsi yang diberikan kewenangan untuk mengelola pelabuhan, yakni Pelabuhan Probolinggo.
“Perubahan transportasi di Jatim sangat signifikan. Ini disebabkan orang ingin mendapat pelayanan yang cepat. Makanya bandara di Jatim dalam realisasi konsep city link sudah terlihat hasilnya. Semua bandara telah beroperasi dengan baik,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jatim, Dr Ir Wahid Wahyudi MT, dikonfirmasi, Kamis (14/12).
Contohnya adalah Bandara Abdurrahman Saleh di Malang, kini telah ada penerbangan sebanyak 14 kali setiap hari. Sedangkan Bandara Blimbingsari di Banyuwangi sebanyak enam kali sehari, tiga kali ke Surabaya dan tiga kali ke Jakarta. Lalu Bandara Jember sebanyak dua kali sehari, dan Bandara Sumenep dan Pulau Bawean sebanyak tiga kali seminggu. Bahkan bandara Sumenep kini telah menjadi penerbangan komersial.
“Sekarang ini yang sedang proses pembangunan adalah bandara di Kediri. Bandara adalah transportasi yang perkembangannya sangat pesat di Jatim, karena orang sekarang mindetnya adalah bukan berapa kilometer jaraknya, tapi berapa jam jaraknya. Contohnya, orang sekarang bertanya berapa jam perjalanan Surabaya menuju Banyuwangi, bukan berapa kilometer Surabaya ke Banyuwangi,” jelas Wahid.
Sementara dibidang laut, Pemprov Jatim menjadi satu-satunya provinsi yang diberikan pemerintah pusat kepercayaan mengelola pelabuhan. Tentunya, ini adalah sebuah kehormatan dan kepercayaan yang tidak ingin disia-siakan Pemprov Jatim. Mengingat selama ini pengelolaan pelabuhan selalu dimonopoli PT Pelindo.
“Pelabuhan Probolinggo setelah kita kelola perkembangannya sangat pesat. Setiap bulan rata-rata ada aktivitas bongkar muat 35 kali dengan 86 ribu ton bongkar muat. Kita juga ada rencana untuk memperpanjang dermaga agar bisa disandari kapal persiar,” kata Ketua IKA ITS Jatim ini.
Selain Pelabuhan Probolinggo, Jatim juga mempunyai banyak pelabuhan yang semua ada aktivitas bongkar muat. Pelabuhan itu adalah Pelabuhan Brondong, Pelabuhan Paciran dan Pelabuhan Banyuwangi. Selain itu juga ada pelabuhan di daerah selatan Jatim seperti di Trenggalek. “Pelabuhan-pelabuhan ini sangat membantu perkembangan wilayah dan daerah sehingga bisa mengurangi disparitas di Jatim,” ungkapnya.
Pada 2018 nanti, kata Wahid, Dishub Jatim akan membuat manajemen transportasi yang menggunakan IT (informasi teknologi). Sehingga semua layanan transportasi bisa termonitor secara riil time dan bisa dikendalikan. “Membangun sistem IT ini penting untuk mengonekkan transportasi udara, darat dan laut. Semua akan terkontrol di Dishub Jatim,” pungkasnya. [iib]

Tags: