2019, Bojonegoro Diprediksi Jadi Penyangga Energi Nasional Sebesar 30%

Bupati Bojonegoro,Anna Mu’awanah saat memberikan pemaparan dalam rangka Lokakarya Tata Kelola dan Masa Depan Industri Migas di Bojonegoro.

Bojonegoro, Bhirawa
Lokakarya Tata Kelola dan Masa Depan Industri Migas, kemarin (10/12) digelar Hotel Aston Bojonegoro dihadiri oleh Bupati Bojonegoro DR. Hj. Anna Mu’awanah. Lokarkaya yang diikuti 50 peserta ini dari unsur organisasi kemahasiswaan dan organisasi kepemudaan Tuban dan Bojonegoro ini.
Bertujuan berbagi informasi dan gagasan dengan para pemangku kepentingan (khususnya para pemuda yang bergabung di Organisasi Kemasyarakatan Pemuda – OKP, aktivis mahasiswa intra dan ekstra kampus) tentang pengelolaan migas di Indonesia dan lebih spesifik di Kabupaten Bojonegoro – Tuban.
Dalam Kesempatan itu, Bupati Bojonegoro,Anna Mu’awanah menyampaikan bahwa Bojonegoro pada tahun 2019 diprediksi menjadi penyangga energi nasional sebesar 30%, hal tersebut dibuktikan pada Tribulan III 2018 produksinya telah mencapai 215.999 barel perhari.
“Sehingga Bagi Bojonegoro pendapatan minyak ini merupakan bagian struktur di APBD melalui Dana Bagi Hasil Migas (DBH Migas), dan besaran DBH Migas ini tergantung 3 (tiga) komponen yakni Total Produksi, ICP (Harga Minyak Dunia) dan Kurs, dan kesemuanya tersebut harus dicermati oleh pemerintah kab. Bojonegoro, ” tuturnya.
Selanjutnya Bupati Anna menambahkan sebagai gambaran APBD 2019 diawal bulan nopember mendapatkan tambahan dana bagi hasil migas sebesr Rp 1,2 Trilyun yang sebelumnya kami tetapkan dibulan oktober sebesar Rp 3,5 trilyun.
“Sehinnga total APBD Bojonegoro Tahun 2019 mencapai 4,7 Trilyun dan penggunaan anggaran tersebut kami tuangkan dalam RPJMD 2018 – 2023, denganl program-program yang telah kami tetapkan,” terangnya..
Hadir dalam acara itu pula Kepala Bakesbangpol Drs. Kusbiyanto, Didik Setyadi – Kadiv Formalitas SKK Migas yang serkaligus sebagai nara sumber dan Erwin Maryoto – VP Public Affairs EMCL juga sebagai nara sumber. [bas]

Tags: