2019, TPA Benowo Targetkan 10 MW

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berkunjung di TPA Benowo yang sedang mengoperasikan mesin pembangkit listrik di ruang Power Plant (pembangkit listrik), Kamis (11/8). [gegeh bagus]

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berkunjung di TPA Benowo yang sedang mengoperasikan mesin pembangkit listrik di ruang Power Plant (pembangkit listrik), Kamis (11/8). [gegeh bagus]

Surabaya, Bhirawa
Pembangkit listrik tenaga gas dari sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo Surabaya ditargetkan menghasilkan 10 MW pada 2019. Saat ini, TPA Benowo sudah bisa menghasilkan 2 MW  per hari dengan kebutuhan sampah organik antara 1.300 hingga 1.400 ton. Sebagian besar hasil listrik ini dijual kepada PLN.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, kapasitas produksi listrik dari sampah di Benowo akan ditingkatkan hingga mampu menghasilkan 10 MW. Selain itu, nantinya akan dibangun power plant (pembangkit listrik) baru dan saat ini, menurutnya proses masih terus dimatangkan.
“Sebelum membangun power plant (pembangkit listrik), kami matangkan dulu berbagai sarana penunjangnya,” ujarnya saat melakukan peninjauan di TPA Benowo, Kamis (11/8) kemarin.
Wali Kota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini mengatakan, membangun pembangkit listrik tenaga sampah tidak semudah membangun apartemen. Dibutuhkan perencanaan, persiapan lahan, serta sarana penunjang yang sangat matang. Risma pun menyatakan, Pemkot Surabaya akan menyiapkan lahan untuk pembangkit listrik baru. Dimana pemkot masih memiliki lahan seluas tiga hektare, namun akses ke lokasi tersebut belum siap.
Selain itu, pemkot juga sedang proses membebaskan lahan sebagai green belt atau zona hijau yang mengelilingi TPA benowo. “Standar TPA yang baik memang harus punya barrier berupa green belt. Ini untuk mereduksi efek negatif TPA yang berdampak pada permukiman di sekitarnya,” tuturnya.
Green belt yang dimaksud oleh Risma ini nantinya akan ditanami tumbuhan sehingga dapat menyerap bau sampah. “Sekarang di sini sudah tidak terlalu bau, kan?” ujarnya kepada awak media yang mengikuti sejak pagi kemarin.
Risma mengatakan, Pemkot Surabaya akan membebaskan lahan seluas kurang lebih seratus hektare milik swasta maupun perorangan, yang akan digunakan sebagai green belt.
Sementara, Manajer Operasional PT Sumber Organik -pengelola pembangkit listrik tenaga sampah di TPA Benowo- Muhammad Ali Ashar mengatakan power plant baru itu diperkirakan siap pada 2019 mendatang.
“Jadi sekarang yang kami punya ini kan menggunakan sistem Landfill Gas (LFG) Power Plant (pembangkit listrik tenaga gas sampah). Nanti ada pembangkit listrik thermal process, atau saya sebut gasifikasi sampah. Ini nanti tidak hanya sampah organik saja, yang anorganik juga bisa masuk,” katanya.
Sistem gasifikasi sampah yang akan siap pada 2019 nanti, kata Ali Ashar, diperkirakan mampu menghasilkan 8-9 MW.  Dia mengatakan, untuk hasil listrik saat ini, yakni 2 MW atau setara mampu memenuhi kebutuhan listrik untuk satu kecamatan di Surabaya. “Ya, doakan saja. Kami berharap doanya, agar target pada 2019 bisa tercapai,” kata Ali Ashar penuh optimistis. [geh]

Rate this article!
Tags: