2020 Luas Lahan Meningkat, Produksi Padi Jatim Capai 9,94 Juta Ton GKG

Pemprov Jatim, Bhirawa
Berdasarkan hasil Survei KSA (Kerangka Sampel Area), BPS Jatim merilis realisasi panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2020 sebesar 1,75 juta hektar, atau mengalami peningkatan sekitar 51,95 ribu hektar (3,05 persen) dibandingkan 2019 yang mencapai 1,7 juta hektar.

Sedangkan puncak panen padi pada 2020 mengalami pergeseran dibanding 2019. Pada 2020, puncak panen terjadi pada bulan April yaitu mencapai 395 juta hektar, sementara puncak panen pada 2019 terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 342 juta hektar.

Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan, sementara itu luas panen padi pada Januari 2021 mencapai 54,58 ribu hektar, dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2021 diperkirakan seluas 805,61 juta hektar.

“Dengan demikian, total potensi luas panen padi pada subround Januari-April 2021 mencapai 860,19 ribu hektar, atau mengalami kenaikan sekitar 136,16 ribu hektar (18,8 persen) dibandingkan subround Januari-April 2020 yang sebesar 724,04 juta hektar,” katanya, kemarin.

Untuk produksi padi, Dadang memapwrkan, produksi padi di Jawa Timur sepanjang Januari hingga Desember 2020 sekitar 9,94 juta ton gabah kering giling (GKG), atau mengalami kenaikan sekitar 363,6 ribu ton ( persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 9,58 juta ton GKG.

Produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan April yaitu sebesar 2,24 juta ton sementara produksi terendah terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 0,27 juta ton. Berbeda dengan produksi pada 2020, produksi tertinggi pada 2019 terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 1,93 juta ton.

Jika dilihat menurut subround, terjadi peningkatan produksi pada subround Mei-Agustus dan September-Desember 2020, yaitu masing-masing sebesar 411,41 ribu ton GKG (12,68 persen) dan 297,92 ributon GKG (16,65 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2019.

Kenaikan produksi tersebut disumbang oleh kenaikan luas panen yang terjadi pada subround Mei-Agustus yang sebesar 82,29 ribu hektar (13,48 persen) dan pada subround SeptemberDesember yang sebesar 54,06 ribu hektar (19,05 persen). “Sementara itu, penurunan produksi padi hanya terjadi pada subround Januari-April, yakni sebesar 345,76 ribu ton GKG (7,6 persen),” katanya.

Jika dilihat menurut kabupaten/kota, lanjutnya, kenaikan produksi padi yang relatif besar pada 2020 terjadi di Kabupaten Ngawi, Ponorogo, Magetan, dan Lamongan. Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2020 adalah Kabupaten Lamongan, Bojonegoro, dan Ngawi.

Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah adalah Kota Mojokerto, Kota Batu, dan Kota Blitar. Sementara itu, produksi padi pada Januari 2021 sebesar 0,3 juta ton GKG, dan potensi produksi sepanjang Februari hingga April 2021 mencapai 4,68 juta ton GKG.

Dengan demikian, total potensi produksi padi pada subround Januari-April 2021 diperkirakan sebesar 4,98 juta ton GKG, atau mengalami kenaikan sekitar 0,78 juta ton (18,57 persen) dibandingkan subround yang sama pada 2020 yang sebesar 4,2 juta ton GKG. Tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga April 2021 adalah Kabupaten Bojonegoro, Lamongan dan Jember.

Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama adalah Kota Mojokerto,Kota Batu dan Kota Pasuruan. Potensi kenaikan produksi padi yang relatif besar pada subround Januari-April 2021 dibandingkan subround yang sama pada 2020 terjadi di Kabupaten Pacitan, Bangkalan, dan Kota Probolinggo.

Sementara itu, potensi penurunan produksi padi pada subround Januari-April 2021 yang relatif besar terjadi di Kabupaten Lumajang, Kota Kediri, dan Kabupaten Bojonegoro.[rac]

Tags: