DPRD Jatim, Bhirawa
Bawaslu RI meminta La Nyalla Mattalitti untuk memenuhi pemanggilan oleh Bawaslu Jatim atas keterangannya mengenai dugaan mahar politik dalam Pilgub Jatim. Bawaslu Jatim sebelumnya sudah melakukan pemanggilan kepada La Nyalla, Senin (15/1) namun yang bersangkutan absen.
“Beliau tidak datang pada Senin, tetapi sudah mengirimkan utusannya yang menyatakan bahwa beliau tidak bisa hadir karena sedang ada di Jakarta, ” ujar anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Fritz Edward Siregar, Rabu (17/1).
Setelah itu, Bawaslu Jatim kembali menjadwalkan pemanggilan kepada La Nyalla Rabu kemarin. Dan untuk kali kedua La Nyalla tidak menghadiri undangan Bawaslu Jatim.
Menurut Fritz sebaiknya La Nyalla bisa memenuhi panggilan kedua Bawaslu Jatim. “Kami meminta kepada Pak La Nyalla untuk bersedia hadir memberikan klarifikasi. Agar ada keterangan bahwa apakah yang selama ini diperbincangkan, diperdebatkan itu benar-benar terjadi atau tidak,” jelas Fritz.
Saat pemanggilan pertama, La Nyalla mengirimkan utusannya. Tapi kemarin dia tidak mengirim utusan untuk berkirim surat pemberitahuan.
Dalam undangan Bawaslu Jatim, La Nyalla diminta hadir pada pukul 14.00. Namun hingga pukul 16.00, La Nyalla maupun perwakilannya belum nampak di kantor Bawaslu Jatim di Jalan Tanggulangin Surabaya.
Anggota Bawaslu Jatim Aang Kunaifi Jatim mengaku akan kembali membahasnya bersama anggota lainnya, maupun berkonsultasi dengan Bawaslu RI. “Kami akan berkonsultasi dengan Bawaslu RI,” katanya.
Bawaslu Jatim sudah berupaya melakukan cara-cara yang patut untuk menghadirkan La Nyalla untuk diklarifikasi perihal isu mahar politik di tubuh Gerindra. “Kami sudah berupaya untuk mengarahkan ke koridor hukum yang berlaku,” jelasnya.
Kontroversi tudingan La Nyalla Mattalitti atas permintaan uang oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto masih menyisakan pertanyaan besar. Benarkah apa yang diungkapkan La Nyalla itu? Apakah betul Prabowo meminta uang Rp 40 miliar untuk biaya saksi-saksi di TPS/TPS?
Publik tadinya berharap mantan Ketua Umum PSSI ini menjawab rasa penasaran mereka saat tampil pada acara Indonesia Lawyer Club (ILC) di TV One, Selasa (16/1). Namun, La Nyalla tidak datang.
“Saya mohon maaf tidak bisa hadir di acara ILC, karena bersamaan dengan agenda yang telah terlebih dahulu harus saya hadiri, maka saya mohon agar kiranya dapat dibacakan pernyataan tertulis saya,” kata La Nyalla dalam pesannya kepada TV One.
Pernyataan tersebut, lanjut La Nyalla, dibawa koleganya, Jamal Aziz, yang mengetahui persis perjalanan ikhtiar politik dia untuk mencalonkan diri pada Pilgub Jatim. Dalam pesannya, La Nyalla malah mengelak jika pernah mengatakan Prabowo meminta uang mahar, apalagi memalaknya.
“Saya tidak pernah mengatakan secara langsung bahwa Prabowo memalak saya. Kalimat itu adalah judul di media. Tidak pernah pula saya mengatakan bahwa Prabowo meminta uang mahar,” kata kandidat cagub Jatim yang gagal maju itu.
Yang betul, tulis dia, dipanggil Prabowo, dia diminta untuk menyiapkan dan menyerahkan dana saksi Rp 40 miliar di kisaran tanggal 20 Desember 2017. La Nyalla menyatakan tidak setuju, ia hanya bersedia menyiapkan dan menyerahkan dana saksi dan dana pemenangan setelah resmi terdaftar sebagai cagub di KPU.
Faktanya, lanjut La Nyalla, ada oknum pengurus partai yang menemuinya menjanjikan mengurus rekomendasi. Oknum itu disebutnya meminta sejumlah fasilitas pribadi berupa uang untuk beberapa keperluan.
Total dana yang La Nyalla keluarkan kepada oknum tersebut sekitar Rp 7 miliar. Masing-masing Rp 5,9 miliar dan beberapa kali pengeluaran sekitar Rp 1,1 miliar.
La Nyalla menulis, Ketua DPD Gerindra Jatim dalam pembicaraan melalui telepon dengan timnya menyampaikan agar disiapkan dana Rp 170 miliar atau Rp 150 miliar. Uang itu akan dibawa ke Prabowo dan diurus rekomendasi sebagai calon gubernur. Sekaligus, akan diurus partai koalisi lainnya. [cty]

Rate this article!
,5 / 5 ( 1votes )
Tags: