22.564 Siswa Terima Bantuan Program Indonesia Pintar

Siswa dan orang tuanya menerima kartu Indonesia Pintar.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Sebanyak 22.564 siswa SD di Kabupaten Probolinggo memperoleh bantuan melalui Program Indonesia Pintar (PIP). Bantuan ini diberikan kepada anak didik yang sudah terdaftar sebagai penerima PIP di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Hal ini diungkapkan Kasi Kelembagaan dan Sarana Prasarana SD Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo Yunita Nur Laili, Minggu (13/8), disela sela pelepasan JCH (jemaah calon Haji) di miniatur Ka’bah.
“Penerima PIP ini sudah by name by addres. Untuk siswa kelas I dan VI masing-masing menerima sebesar Rp 225.000 per semester. Sementara untuk kelas II, III, IV dan V masing-masing menerima Rp 450.000 per semester,” katanya. Menurut Yunita, program ini bertujuan meningkatkan akses bagi anak usia 6 sampai dengan 21 tahun untuk mendapatkan layanan pendidikan, meringankan biaya personal pendidikan, mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah (drop out) atau tidak melanjutkan pendidikan akibat kesulitan ekonomi. Selain itu, menarik siswa putus sekolah (drop out) atau tidak melanjutkan agar kembali mendapatkan layanan pendidikan di sekolah, SKB, PKBM maupun satuan pendidikan nonformal lainnya, jelasnya.
Yunita menerangkan bahwa pencairan bantuan PIP ini mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) RI Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Pedoman Program Indonesia Pintar.
“Dana PIP dimanfaatkan siswa untuk pembelian buku dan alat tulis, pembelian pakaian dan perlengkapan (sepatu, tas dan lainnya), transportasi dan uang saku peserta didik, biaya kursus/les tambahan bagi peserta didik pendidikan formal. Penerima PIP tidak diperkenankan menggunakan dana tersebut untuk tujuan yang tidak berhubungan dengan kegiatan pendidikan, “ujarnya.
Kepala Bidang Pembinaan SD Dispendik Kabupaten Probolinggo Fathur Rozi mengatakan bahwa PIP tahun 2017 berbeda dengan tahun 2016. Pelaksanaan pada tahun 2016 tidak memakai buku tabungan, sementara tahun 2017 akan menggunakan buku tabungan.
“Kalau sekarang sedang virtual account dimigrasi menjadi nomer rekening. Siswa menerima nomer rekening masing-masing. Akhir tahun 2017, mereka akan menerima ATM (Anjungan Tunai Mandiri), “katanya.
Rozi mengharapkan kerja sama antara sekolah dengan Kepala Unit BRI jika letak sekolahnya jauh. Sehingga Unit BRI bisa datang ke sekolah untuk melayani pencairan dana PIP. Saya mengharapkan agar pencairan dana Program Indonesia Pintar ini bisa tepat sasaran dan tepat pemanfaatannya, tegasnya.
“Diharapkan dengan adanya bantuan Program Indonesia Pintar ini sudah tidak ada lagi anak usia sekolah putus sekolah. Tidak ada alasan anak tidak sekolah karena kekurangan biaya untuk keperluan sekolah,” katanya.
Terkait dengan keluhan ada sekolah yang jauh dari Unit BRI, Yunita menyarankan pencairan di Unit BRI terdekat di kecamatan lain atau mendatangkan ke sekolah untuk mempermudah pencairan dana PIP. Hanya saja, penyerapan dana PIP selama ini rata-rata masih rendah. Uang banyak yang nandon di BRI dan tidak diambil oleh siswa.
“Mudah-mudahan dana Program Indonesia Pintar ini bisa mengurangi angka putus sekolah,” tambahnya. [wap]

Tags: