Sidoarjo, Bhirawa
Walau sampai awal bulan Desember ini ada 220 kasus Demam Berdarah (DB) di Kab Sidoarjo, tapi tidak sampai menelan korban satupun yang meninggal dunia. Ini karena penanganan yang cepat.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Sidoarjo, dr Edi Tamat Susanto, menyampaikan, bila sampai ada penderita, warga harus cepat berobat ke Puskesmas. Bila diperlukan, bisa dirujuk ke RSUD.
” Dalam tahun ini belum sampai ada penderita yang mati, ini karena penanganan yang cepat,” kata Edi, Rabu (3/12) kemarin, di kantornya.
Menurutnya, wabah demam berdarah selalu diwaspadai. Karena bila sampai telat membawa berobat, penderita bisa mati. Seperti pada tahun 2013 kemarin, ada satu penderita yang mati, dari Desa Ganting, Kec Sukodono, karena telat membawa berobat.
Menurutnya, kasus demam berdarah juga bisa muncul pada musim kemarau. Namun pada musim hujan, kekhawatiran muncul, akan lebih banyak lagi.
Masyarakat sekarang kata Edi, rata-rata sudah banyak tahu dan sadar tentang mengurangi kasus demam berdarah. Seperti dengan menutup, mengubur dan menguras genangan air.
” Demam berdarah bisa dihindari karena kebersihan lingkungan,” kata mantan Kepala Puskesmas Sedati ini.
Karena kasus demam berdarah bisa ditekan, maka kasus penyakit yang menonjol selama 1 tahun ini diantaranya Inspeksi Saluran Pernapasan (ISPA), diare dan penyakit masyarakat lainnya.
Menurut Edi, penyakit ISPA ini menonjol, apabila selama ini masih banyak orang yang merokok, faktor lingkungan dan tempat tinggal yang kurang bersih. (ali)