23 Kabupaten di Jatim Terkena Dampak Kekeringan

Kabid Kedaruratan dan Logistik, BPBD Provinsi Jatim, Yanuar Rachmadi. [achmad basir]

Bojonegoro, Bhirawa
Memasuki musim kemarau tahun 2018, pada bulan Mei ini hingga bulan Oktober, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Jatim mulai melakukan pemetaan terhadap wilayah yang akan terdampak rawan kekeringan. Sebab, kekeringan sebagaimana kemarau tahun lalu sangat mungkin terjadi kembali.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Jatim, Yanuar Rachmadi mengatakan, ada 23 Kabupaten/kota di Jatim tersebar 422 desa saat ini terkena dampak kekeringan akibat anomali cuaca.
“Memang BPBD Provinsi Jatim, tengah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten serta Instansi terkait, guna mengetahui wilayah yang akan tekena dampak kekeringan,” kata Yanuar Rachmadi di Bojonegoro, Selasa (15/5) kemarin.
Lanjut Yanuar, pemetaan ini wilayah kekeringan ini dilakukan, sebagai upaya kesiapan serta mengambil tindakan upaya apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi atau membantu wilayah yang terdampak kekeringan tersebut. “Jadi Nggak hanya tunggu ada kekeringan terjadi baru memetakan wilayah,” ujarnya.
Pemetaan wilayah kekeringan diseluruh Jatim akan terus dilakukan hingga 17 Mei mendatang, pasalnya hal tersebut sesuai dengan intruksi Gubernur Jatim, agar penanganan wilayah kekeringan itu harus segera tertangani secara cepat.
“Ada 23 Kabupaten yang akan terkena dampak Kekeringan, tidak terkecuali Kabupaten Bojonegoro,” papar Yanuar
Dengan adanya pemetaan wilayah tersebut diharapkan agar BPBD Kabupaten bisa segera buat perencanaan, serta dapat mengetahui berapa kuota suplai air yang dibutuhkan dimasing-masing wilayah terkena dampak kekeringan itu.
Sementara itu Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro, Budi Mulyono mengatakan, sesuai data pada 2017 setidaknya sebanyak 8.656 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 29.478 jiwa yang mengalami kekeringan.
“Jumlah ini tersebar di 54 dusun di 26 desa yang tersebar di 10 kecamatan yaitu Kecamatan Ngraho, Kepohbaru, Tambakrejo, Sugihwaras, Sukosewu, Purwosari, Sumberrejo, Temayang, Ngambon dan Kasiman,” jelas Budi Mulyono.
Hingga kini, BPBD Bojonegoro masih menunggu prakiraan yang dikeluarkan dari Badan Meteorologi Klimatalogi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang terkait prakiraan cuaca daerah di Jatim, yang berpotensi dilanda kekeringan selama kemarau.
Pihaknya belum berkirim surat kepada kecamatan juga desa yang masuk daerah rawan kekeringan di musim kemarau. “Jika memang sudah masuk kemarau kami akan minta desa melaporkan kondisi kekeringan di wilayahnya masing-masing,” pungkasnya. [bas]

Tags: