23 Pelajar Bolos Sekolah Terjaring Razia di Hari Pahlawan

6-FOTO OPEN dar-pelajar terjaring operasiKota Madiun, Bhirawa
Tepat di peringatan Hari Pahlawan, puluhan pelajar SMA dari wilayah Kota/Kabupaten membolos saat jam pelajaran. Mereka terjaring operasi Kasih Sayang yang dilakukan Satpol PP Kota Madiun di sejumlah warung internet (Warnet), Senin (10/11). Mereka yang terjaring, kemudian dibawa ke kantor Sat Pol PP Kota Madiun di Jalan Parikesit untuk dilakukan pembinaan. Selain itu, orang tuanya juga dipanggil.
“Pada operasi ini, kami menjaring 23 pelajar setingkat SMA. Mereka mayoritas berasal dari sekolah di Kota Madiun. Namun ada juga yang berasal dari sekolah di wilayah kabupaten. Mereka terjaring dari tiga Warnet saat bermain play station,” terang Kasi Tibum Trammas, Sat Pol PP Kota Madiun Sadeli, kepada wartawan.
Namun saat terjaring, lanjut Sadeli, mereka tidak memakai baju seragam. Tapi masih menggunakan celana abu-abu sebagai tanda pelajar setingkat SMA. “Mereka sengaja membolos dengan dalih terlambat masuk sekolah. Namun, petugas tetap saja membawa mereka untuk kita data,” tambah Sadeli.
Saat dilakukan pendataan, papar Sadeli, mayoritas mereka diketahui berasal dari sejumlah sekolah di Kota Madiun. Diantaranya dari SMK Gamaliel, SMA Taman Siswa, SMKN 1 dan SMAN 5. Sedangkan yang berasal dari Kabupaten Madiun yakni berasal dari SMKN 1 Jiwan, Kabupaten Madiun.
“Mereka yang terjaring juga kita foto dan kita minta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya. Surat pernyataan itu kita jadikan arsip di Sat Pol PP, satu untuk orang tuanya dan satu lagi untuk pihak sekolah,” pungkas Sadeli.
Kostum Pejuang
Sementara itu, kasus yang sama terjadi pula di Kediri. Hari pahlawan yang seharusnya mampu dijadikan contoh betapa semangatnya para pahlawan terdahulu dalam merebut Tanah Air dari tangan penjajah, namun tidak bagi bebepa siswa di Kota Kediri, mereka memilih bolos daripada belajar di sekolah.
Akibatnya, Puluhan pelajar ini terjaring razia yang dilakukan Satpol PP Kota Kediri, Bahkan ada pelajar yang terjaring ketika berbuat mesum diatas sepeda motornya di area pemakaman China, Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto. Dalam razia yang digelar ini di mulai dari pemakaman China, terus meluncur di warung-remang-remang yang berada di area lebak tumpang. Ditempat itulah banyak pelajar nongkrong dan rokokan di saat jam belajar.
Kasi Trantib Satpol PP Kota Kediri Dheni mengatakan, jika puluhaan peljara ini langsung dibawa ke kantor satpol PP untuk didata dan untuk mendapatkan pembinaan, sehingga tidak mengulangi perbuatannya kembali. “Saat mereka kami razia banyak yang mengaku sudah pulang sekolah, padahal mereka bolos, nanti akan kami data dan dibina agar tidak mengulangi perbuatannya” terang Dheni.
Sementara, di sisi lain terlihat pemandangan berbeda, untuk mengenang jasa para pahlawan anggota Satlantas Polreta Kediri menggunakan kostum polisi Jaman dulu dalam mengatur lalu lintas. Dua anggota Polresta  ini mengatur jalannya arus lalu lintas saat digelar upacara bendera di halaman balai kota kediri , selanjutnya kedua polisi ini ke perempatan Jalan Dhaha untuk mengatur lalu lintas.
Kasat Lantas Polres kediri kota AKP Eko Prasetyo Sanusin mengatakan  pihaknya sangat mengapresiasi adanya aksi para anggotanya yang berinisiatif memakai seragam polisi jaman dulu. “Saya sangat mengapresiasi, itu untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan perang mempertahankan NKRI,” tandasnya.
Berdandan Tokoh Wayang
Sementara itu pula, Anggota Satuan Lalu Lintas Polres Sumenep meggunakan pakaian tokoh wayang Semar, Petrok dan Garing serta pakaian adat Madura, Sakera, saat mengatur lalu lintas disejumlah jalan kota Sumenep. Hal ini dilakukan dalam rangka memperingati  hari pahlawan yang bertepatan dengan tanggal 10 November. Selain berpakaian tokoh wayang dan Sakera, para pengatur jalan itu membagi-bagikan sejumlah  bendera merah putih kepada sejumlah  pengendara yang melintas di depan Mesjid Agung Sumenep.
Kasat Lantas Polres Sumenep, AKP Musa Bahtiar mengatakan, di hari pahlawan ini, pihaknya sengaja berpakaian tokoh wayang dan Sakera dalam menjalankan tugasnya, mengatur lalu lintas di jalan raya. Hal itu dimaksudkan untuk mengenang jasa perjuangan para pendahulu yang telah merebut kemenangan dari penjajah. “Melalui semangat hari pahlawan ini kami ingin mengajak masyrakat untuk tertib berlalulintas, sebab selama ini tertib berlalu lintas masih terihat kurang di kabupaten Sumenep ini,” kata AKP Musa Bahtiar, Senin (10/11).
Dia menyatakan, dengan menggunakan pakaian itu agar polisi lebih diterima oleh masyarakat sebagai  pengayom dan  pelindung. Karena selama ini polisi dan masyarakat terkesan ada jarak yang menjadi pembatas terutama dalam menyampaikan aturan tertib berlalu lintas. “Tujuannya agar masyarakat mengikuti himbauan kami soal tertib berlalulintas. Kami akan terus menjadi pengayom dan pelindung terhadap masyarakat,” terangnya.
Ditegaskan, mengajak masyarakat untuk lebih patuh terhadap aturan lalulintas tidak harus dengan penindakan, tapi bisa dilakukan dengan cara memberi sosialisasi kepada masyarakat, apalagi dengan cara yang lucu seperti ini. “Kami mengajak masyarakat tertib berlalulintas dengan  cara yang berbeda, karena dengan seperti ini kami yakin lebih diterima oleh masyarakat,” imbuhnya. [dar,van,sul]

Keterangan Foto : Puluhan pelajar SMA dari wilayah Kota/Kabupaten yang membolos saat jam pelajaran, terjaring operasi Kasih Sayang yang dilakukan Satpol PP Kota Madiun di sejumlah warung internet (Warnet), Senin (10/11). Tampak para pelajar dimintai keterangan di kantor Satpol PP Kota Madiun. [sudarno/bhirawa]

Tags: