23 Pelajar SMA Terpilih Program YES Amerika

12-konjen as di surabayaSurabaya, Bhirawa
Konsul Jenderal AS di Surabaya Joaquin F Monserrate menilai 23 pelajar SMA dari Jawa Timur dan Indonesia Timur yang terpilih menjadi peserta program YES (Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study) adalah duta untuk memperkenalkan Indonesia secara langsung kepada masyarakat Amerika.
“Mereka (peserta YES) sangat penting, karena proses pengalaman dan pengenalan dari generasi yang sangat muda (pelajar SMA) akan menjadi duta yang akan memperkenalkan Indonesia kepada orang-orang Amerika,” katanya saat menerima 23 peserta program YES yang mengikuti aplikasi visa di konsulat setempat, Kamis (12/6).
Ke-23 pelajar SMA yang menjadi peserta YES 2014-2015 adalah tiga pelajar dari Surabaya, lima pelajar dari Malang, empat pelajar Makassar, dua pelajar Denpasar, dua pelajar Mataram, empat pelajar Ambon, dan tiga peserta  Outreach Initiative  dari Kupang dan Gorontalo. Mereka akan berangkat ke Amerika pada 8 Agustus mendatang.
Menurut Joaquin F Monserrate, keberadaan peserta YES juga akan membuat pemuda-pemuda AS mengenal Indonesia dari orang Indonesia sendiri, sebab para peserta YES yang se-Indonesia ada 85 pelajar SMA itu akan disebar ke seluruh negara bagian di AS.
“Jadi, pengenalan itu terjadi antarmasyarakat, bukan melalui pemerintah atau politisi, melainkan anak-anak muda yang bisa menciptakan hubungan sepanjang hidup pada saat mereka akan menjadi pemimpin negaranya,” katanya.
Bahkan, katanya, orangtua asuh mereka di Amerika atau keturunan akan bisa datang ke Indonesia dalam sepuluh tahun ke depan. “Hubungan itu mungkin saja terjadi, karena mereka melakukan studi dan bermukim di Negeri Paman Sam selama setahun,” katanya.
Secara terpisah, pelajar SMAN 3 Kupang, Ni Kadek Ayu Verina Natalia, mengatakan orang Amerika selama ini mungkin hanya mengenal Bali, karena itu dirinya akan mempromosikan Kupang kepada orang-orang Amerika.
“Mereka harus tahu bahwa Indonesia itu bukan hanya Bali, sebab Kupang juga punya potensi, meski mungkin sekarang masih terbelakang,” kata pelajar kelas 2 SMA yang menyiapkan alat musik Sasando, tarian Rabeka, kain ikat, dan seni budaya NTT lainnya untuk dibawa ke AS.
Selain itu, gadis berdarah Bali dan Timor (Kupang) itu pun akan mengenalkan agama lain yang dipandang orang asing bahwa Indonesia adalah mayoritas muslim. “Itu betul, tapi Hindu juga ada, nanti akan saya kenalkan diri saya,” kata pelajar yang juga pemeluk Hindu. [geh,ant]

Tags: