23 Pengusaha Taiwan Bidik Pasar Surabaya

Salah satu peserta menjelaskan pada buyers.

Salah satu peserta menjelaskan pada buyers.

(Tawarkan Alat Perangkap Nyamuk – Kecoa)
Surabaya, Bhirawa
Sebanyak 23 pengusaha Taiwan yang tergabung dalam Taiwan Trade Center  (TAITRA) menjaring buyers asal Surabaya dan Jatim melalui kegiatan bertajuk Trade Meeting Exhibition Taiwan. Acara digelar untuk ke empat kalinya ini dilakukan di Shangrila  Hotel, Rabu (11/5) lalu.
Menurut Tony K.L.Lin, Director TAITRA perwakilan Jakarta, ada sebanyak 45 pengusaha yang tergabung di TAITRA. Namun yang mengikuti Trade Meeting di Surabaya hanya sebanyak 23 anggota. Beberapa perusahaan yang ambil bagian dalam kegiatan ini, PT.AFTA Teknologi (plastik), PT. Hsin Yung Chien (conveyer belt) dan PT. Faithful Engineering  Product (hardware).
Mereka menawarkan banyak produk di Surabaya dan Jatim dengan mengundang sebanyak 500 orang calon buyers. Diantaranya terdiri dari produk lampu, otomotif,  dispenser, skin care, mur baut, sampai alat jebakan untuk nyamuk dan kecoa.
“Taitra bantu perusahaan Taiwan promo ke luar negeri. Budget untuk kegiatan ini datang dari pemerintah yang berinterkasi dengan pengusaha luar negeri. Tiap tahun kami bawa perusahaan bermutu ke luar negeri. Pengusaha ini punya produk bagus dan berkualitas untuk dipromosikan,” kata Tony di sela acara.
Di mata para pengusaha asal Taiwan, Surabaya dan Jakarta dianggap memiliki potensi besar untuk menjual produk mereka. Karenanya mereka ingin berpatner dengan pengusaha Indonesia untuk mengembangkan pemasaran produknya.
“Surabaya dan Jakarta adalah dua kota yang penting. Kalau sudah ada patner  bisa saja kami buka unit usaha investasi di sini. Sekarang kami lakukan penjajagan dulu,” sambung Tony.
Tony meyakinkan kalau produk asal Taiwan bisa bersaing dengan produk asal Korea, Jepang dan China. Untuk memenangi kompetisi itu, Taiwan akan mengutamakan kualitas setiap produknya.
Antara Indonesia dan Taiwan sebenarnya sudah terjalin ekspor impor sejak beberapa tahun lalu. Pada tahun 2015, ekspor Taiwan ke Indonesia tercatat USD 4 miliar sedangkan ekspor dari Indonesia ke Taiwan sebanyak USD 6 miliar. “Untuk tahun 2016 ini kami berharap ada peningkatan ekspor ke Indonesia 10 persen dibanding tahun lalu,” kata Tony.
QQ Home Technology Co., Ltd. adalah salah satu dari 23 perusahaan yang ikut promosikan produknya di acara Trade Meeting Ehibition Taiwan di Shangrila Hotel.
Yang menarik perusahaan dengan 1.500 karyawan di Taiwan ini menawarkan alat perangkap nyamuk dan kecoa. Alat perangkap terbuat dari plastik ini dipastikan ramah lingkungan dan sangat cocok untuk wilayah Indonesia.
“Cocok digunakan di Indonesia karena banyak pasien demam berdarah di negara ini. Alat ini aman digunakan,” kata Susan Wang, selaku Managing Director.
Menurut perempuan muslim ini, perusahaannya berdiri tahun 1974 dan basic produksinya adalah plastik. Namun ketika pimpinan perusahaan bertemu Prof Lian Ri Qin, maka dirancanglah alat perangkap nyamuk yang dinamai Mosquito Trapper ini.
Cara kerja alat ini cukup simple. Di dalamnya disediahkan tempat untuk menaruh sejenis perangsang bau terbuat dari herbal yang mampu menarik nyamuk untuk datang melalui lubang yang ada di sisi sisinya.Begitu nyamuk hinggap di dinding alat itu otomatis akan lengket dan tidak bisa keluar lagi.
“Ini harganya USD 10. Itu sudah bisa digunakan selama 1 tahun penuh. Alat ini sama sekali tidak menggunakan listrik sehingga hemat energi,” ujar Susan Wang.
Yang menarik, hasil penjualan produk ini diantaranya  disumbangkan untuk kegiatan sosial. Diantaranya membantu pembangunan masjid di Afrika. (geh)

Tags: