24 Ribu Warga Bojonegoro Terdampak Krisis Air Bersih

Krisis Air Bersih di LumajangBojonegoro, Bhirawa
Musim kemarau yang tengah berlangsung sejak awal bulan Juni lalu hingga bulan ini telah membuat ribuan  jiwa diwilayah Kabupaten Bojonegoro terancam kekeringan dan mengalami kondisi krisis air bersih. Hal itu terjadi menyusul krisis air bersih yang belakangan mulai melanda warga di sejumlah kecamatan.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Posko BPBD menyebutkan, untuk kekeringan yang melanda Kabupaten Bojonegoro kali ini adalah di daerah Temayanag, Kasiman, Kedungadem, Ngraho, Ngasem, Purwosari, Kepohbaru,Sumberrejo, Malo, Sugihwaras, Kedewan, Ngambon, Trucuk, Sukosewu, Dander dan Gayam.
Kini ribuan warganya sedang kebingungan untuk mendapatkan air bersih. Air bersih yang akan mereka gunakan tersebut adalah untuk kegiatan mandi, mencuci dan buang air besar. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro merilis sebanyak 24.389 jiwa warga Bojonegoro mengalami krisis air bersih akibat musim kemarau yang berkepanjangan pada 2015. “Sebanyak 24.389 jiwa yang mengalami krisis air bersih itu tersebat di 66 desa di 16 kecamatan,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo, kepada Bhirawa, kemarin.
Daerah terparah yaitu Kecamatan Kedungadem meliputi 12 desa dengan jumlah penduduk 22.981  jiwa (7.883 KK), disusul kecamatan Sugihwaras sebanyak 10 desa tersebar di 23 dusun, kemudian Kecamatan Sumberrejo sebanyak 9 dusun di 8 desa, Kecamatan Trucuk terdapat 6 dusun dan 6 desa. “Dari 28 kecamatan di wilayah Bojonegoro, 12 kecamatan yang aman dari krisis air, di antaranya Kecamatan Bojonegoro, Kapas, Ngasem, Padangan, Margomulyo, Buareno, Balen,” jelasnya. [bas]

Tags: