25-WB Situbondo Semangat Ikut Ujian Paket A

Penilik UPTD Pendidikan Kecamatan Panji, Ani Kuntiyani S.Pd, saat memantau pelaksanaan UN Paket A di SDN II Tokelan, kemarin.  [sawawi/bhirawa]

Penilik UPTD Pendidikan Kecamatan Panji, Ani Kuntiyani S.Pd, saat memantau pelaksanaan UN Paket A di SDN II Tokelan, kemarin. [sawawi/bhirawa]

(Penuhi Tuntutan Ijazah Setara SD)
Situbondo, Bhirawa
Sedikitnya 25 wajib belajar (WB) Paket A (setara SD/MI) se-Kabupaten Situbondo sangat antusias dalam mengikuti pelaksanaan Ujian Nasional (UN) pada hari ketiga kemarin (18/5). Salah satu di antaranya terlihat di PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Pertiwi, di Desa Curah Jeru, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo. Secara umum pelaksanaan UN Paket A yang dipusatkan di SDN II Tokelan tersebut berjalan lancar hingga memasuki ujian hari terakhir kemarin.
Menurut Penilik UPTD Pendidikan Kecamatan Panji, Ani Kuntiyani SPd, penyelenggaran ujian Paket A merupakan rangkaian terakhir dari hajatan nasional dibidang Pendidikan Non Formal (PNF) Kabupaten Situbondo yang dilaksanakan oleh PKBM Pertiwi. Pada Ujian paket A tahun 2016 ini, kata Yani, ada 5 perempuan dan sisanya 12 pria.
“Keunikan peserta PNF ini sangat bervariasi. Pasalnya, meski sudah mendaftar tahun 2013, tapi saat ini tidak hadir dan sudah pulang ke Sampang, Pamekasan dan Banyuwangi. Dulunya mereka sebagian ada yang mondok di PP Walisongo,” terang Yani-panggilan akrab Ani Kuntiyani, kemarin.
Ada beberapa alasan 8 warga yang tidak ikut ujian Paket A kemarin, diantaranya karena faktor tidak berminat dan masalah ekonomi. Padahal, kata Yani, pihak penyelenggara sudah membantu bidang ekonominya dan tidak banyak menekan asal ada upaya memfasilitasi tutor dan pengawas dirasa sudah cukup.”Itu juga didasarkan kepada kesepakatan kedua belah pihak,” aku Yani.
Sementara 17 peserta yang hadir, lanjut Yani, rata rata didorong oleh adanya tuntuan dan pemikiran terbuka atas kebutuhan ijasah untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Selain itu, ungkap Yani, bagi yang sudah bekerja dituntut pimpinannya agar memiliki kualifasi pendidikan sesuai dengan usia produktif. “Mereka ini terbuka pola pikirnya dan menilai Paket A sangat penting. Sebab keberadaan PNF kini sudah setara dengan pendidikan formal,” terang Yani.
Kata Yani, dari seluruh peserta ujian Paket A tahun 2016, ada salah satu peserta yang berusia 57 tahun, dimana saat ini dia menjabat sebagai perangkat desa di Kabupaten Situbondo. Mereka sangat giat, sambung Yani, terutama saat mengikuti proses belajar mengajar hingga pelakanaan ujian Paket A.
Kata dia, keberadaan perangkat desa, kini harus menguasai sistem penganggaran yag diatur dalam ADD (anggaran dana desa). “Karena tuntutan ADD itulah, kini tiap perangkat desa minimal harus punya ijasah setara SMA. Untuk itu mereka terus kami beri motivasi, untk melanjutkan ke Paket B dan Paket C,” pungkas Yani. [awi]

Tags: