257 Lowongan Tersedia di Job Fair Mini Kota Probolinggo

Para pencari kerja di Job Fair Mini kota Probolinggo 2018.

Kota Probolinggo, Bhirawa
Untuk kedua kalinya di tahun 2018, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Probolinggo menggelar Job Market Fair (JMF), Kali ini, Disnaker menggelarnya dengan konsep Job Market Fair Mini. Kegiatan ini menjadi salah satu agenda dalam rangka memeriahkan Semipro 2018. Agenda ini memang hampir tak pernah absen di Semipro beberapa tahun belakangan, mengingat ini menjadi salah satu upaya untuk mengurangi jumlah pengangguran di Kota Probolinggo.
Kepala Disnaker Kota Probolinggo, Wahono Arifin, Kamis 30/8 mengungkapkan bahwa job fair kali ini menggunakan konsep mini dikarenakan jumlah peserta yang berpartisipasi tidak sebanyak job fair sebelumnya. Namun ia berharap kegiatan ini tetap dapat memberikan kontribusi baik bagi perusahaan maupun para pencari kerja.
“Peserta Job Fair kali ini sejumlah 13 perusahaan. 10 perusahaan dari Kota Probolinggo, 1 perusahaan dari Surabaya, dan sisanya dari Kabupaten Probolinggo. Sedangkan jumlah lowongan yang tersedia sebanyak 257 pekerjaan,” jelas Wahono.
Digelar di GOR A. Yani, JMF dihadiri langsung oleh Wali Kota Rukmini, didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Achmad Sudiyanto, sejumlah kepala OPD, serta camat dan lurah se-Kota Probolinggo.
Sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi, tekstil, hingga perbankan memberikan kesempatan bagi para pencari kerja untuk bergabung dengan perusahaan mereka. Hingga berita ini ditulis, sebanyak 360 pencari kerja telah mendaftar pada job fair mini. Jumlah tersebut masih bisa bertambah hingga job fair berakhir pukul 12 siang.
Wali Kota Rukmini menyampaikan bahwa job fair kali ini digelar dalam konsep mini karena di beberapa kota/kabupaten lain tengah menggelar job fair serupa sehingga tidak banyak perusahaan yang berpartisipasi kali ini. “Mencari pekerjaan sekarang ini sulit, jadi apa yang ada ini harus kita manfaatkan betul. Kepada para pencari kerja, saya berharap agar nanti ketika sudah memperoleh pekerjaan, harus melakukannya dengan tulus,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakannya, jumlah pengangguran semakin tahun semakin bertambah, seiring dengan pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja. Kenyataannya lapangan kerja yang tersedia sangat terbatas. Untuk mengantisipasi membludaknya pengangguran di Kota Probolinggo, pemerintah setempat menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan industri serta penyalur tenaga kerja dari berbagai wilayah agar program penanganan pengangguran menjadi lebih efektif dan terarah.
Diketahui, jumlah angkatan kerja di Kota Probolinggo sampai dengan bulan April tahun 2017 sebesar 130.027 orang, sedangkan kesempatan kerja hanya 102.143. Pengangguran mencapai 27.310 orang. Untuk sedikit menguranginya, maka Job Market Fair jalan satu-satunya.
“Sekalipun hanya 0,25 % dari total pengangguran di Kota Probolinggo, namun kami berharap terus mengurangi angka pengangguran dan menjadi fasilitator bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan karyawan dan kepada para pencari kerja,” ungkapnya.
Selain itu kami terus berupaya mengurangi pengangguran dan menigkatkan pendapatan masyarakat dengan juga diserahkan bantuan berupa peralatan tenaga kerja mandiri dari Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) kepada kelompok kerja mandiri.
Di antaranya, yang pernah menerima adalah kelompok Nusa Mandiri dari Kelurahan Sumber Wetan, Mangga Asri dari Kelurahan Ketapang, Catering Sae dari Kelurahan Sumber Taman, Pasti Enak dari Kelurahan Pakis Taji dan Brownis Tempe dari Kelurahan Kedopok.
Rukmini menyatakan bahwa ia berharap dengan adanya JMF Mini selain menekan angka pengangguran juga bisa mengurangi angka kemiskinan. Tak hanya kesempatan untuk para pemula pencari kerja namun bagi pengusaha kecil menengah akan selalu kami perhatikan dengan memberikan bantuan peralatan dan pendampingan.
“Kepada para remaja saya berpesan, untuk tidak berlama-lama menjadi pengangguran, segera mencari kesibukan dengan pekerjaan yang halal agar terhindar dari kenakalan remaja, narkoba, minuman keras dan kriminalitas. Bagi para pengusaha kerja mandiri, peluang pemasaran sangat banyak seperti di kegiatan SPK yang digelar dua bulan sekali, MPS dan Semipro untuk bisa dimanfaatkan betul-betul dan bantuan yang diberikan bisa digunakan sebagaimana mestinya,” tambah Rukmini. [wap]

Tags: