27 Bangunan Permanen di Tambaksari Dibongkar

Para pemilik rumah tampak pasrah melihat pembongkaran rumah miliknya yang berdiri di atas saluran air di Tambaksari I, Rabu (22/3) kemarin. Gegeh Bagus Setiad/bhirawai

(Berdiri Liar Sejak Tahun 1990)
Surabaya, Bhirawa.
Sebanyak 27 bangunan rumah permanen di Tambaksari I dan II samping Gelanggang Olahraga Kecamatan Tambaksari telah dibongkar Pemkot Surabaya, Rabu (22/3) kemarin. Pembongkaran tersebut dilakukan lantaran berdiri di atas saluran air sejak tahun 1990 silam yang menyebabkan banjir di sejumlah ruas jalan.
Bangunan rumah yang tergolong berukuran kecil dengan luas hanya 2×1,5 meter kini telah rata dengan tanah. Meski kecil, namun rumah tersebut sangat menarik perhatian lantaran setiap dinding telah dikeramik oleh sang pemiliknya. Meski demikian, Pemkot Surabaya tetap membongkarnya karena terbukti menyalahi aturan dan berdiri tanpa izin.
Giat yang dipimpin langsung oleh Camat Tambaksari, Ridwan Mubarun dan Lurah Ploso, Bambang Ponco itu dimulai sejak pukul 09.00. Puluhan petugas gabungan yang terdiri dari seluruh jajaran Pemkot Surabaya dengan di backup oleh pihak kepolisian dan Koramil setempat.
Tidak hanya menggunakan peralatan sederhana, sebuah backhoe mini milik Dinas Bina Marga dan Pematusan Pemkot Surabaya untuk mempercepat proses pembongkaran dikerahkan. Benar saja, hanya berjalan sekira satu jam, seluruh bangunan yang diketahui telah berdiri sejak 27 tahun silam itu pun berhasil diratakan.
“Penertiban bangli ini guna untuk memperlancar saluran air di wilayah Tambaksari yang kini sudah mulai menyempit dan tertutup bangunan rumah. Seluruh penghuni juga per 20 Maret sudah mengosongkan bangunan sesuai batas akhir,” kata Lurah Ploso Bambang Ponco saat ditemui Harian Bhirawa di lokasi pembongkaran, kemarin.
Bambang juga mengakui tidak ada kesulitan selama proses pembongkaran. Hal ini dikarenakan pihaknya telah intens mensosialisasikannya kepada pemilik bangunan dan mengisi surat pernyata untuk bersedia pindah dan membongkarnya sendiri sebelumnya.
Walau seluruh pemilik bangunan sama sekali tidak mendapatkan ganti rugi, penertiban bangunan sepanjang 200 meter di samping Gelanggang Olahraga ini terlihat lancar dan berjalan kondusif.
Hal tersebut dikarenakan pihaknya telah melakukan sosialisasi hingga pemberian Surat Peringatan (SP) bertahap serta Surat Pembongkaran bangunan.
“Tahapan sudah kita jalankan sesuai prosedur dan pemilik bangunan juga sadar kalau keberadaannya melanggar ketentuan. Rencananya, setelah lokasi selesai dibongkar, kita akan kembalikan fungsinya seperti semula yakni lebar saluran airnya,” ujar Bambang.
Disela proses pembongkaran, Bambang pun menyisir satu persatu bangunan yang masih terlihat terbengkalai usai dibongkarnya sendiri oleh pemiliknya. Ada salah satu pemilik yang tampak duduk di bekas rumahnya yang dibongkar. Seketika, Bambang mengeluarkan sejumlah uang untuk menyantuni orang tersebut.
“Kami juga telah memerintahkan anggota kelurahan kami untuk mendatanya agar mendapatkan bantuan dari Pemkot Surabaya berupa permakanan nantinya,” jelasnya.
Menurut Bambang mayoritas pemilik bangunan sudah memiliki rumah sendiri di sekitaran Tambaksari. Ia berharap para pemilik untuk menempati kembali rumahnya yang dikontrakkan tersebut.
“Mereka sebenarnya sudah memiliki rumah sendiri yang tidak jauh dari rumahnya yang dibongkar kali ini. Kami mengimbau untuk kembali menempati rumahnya sendiri,” harapnya.
Sementara itu, Camat Tambaksari Ridwan Mubarun tengah fokus pada tempat tinggal warga terdampak revitalisasi Kali Tambang Boyo di rusun Romo Kalisari, Sememi dan Gunung Sari karena masih kosong. Sedangkan rusun yang lain sudah penuh penghuninya.
Mantan Camat Rungkut ini menambahkan pihaknya juga akan berkoordinasi dengan dinas pendidikan untuk memindahkan sekolah anak-anak warga terdampak itu agar sekolah mereka tidak terlalu jauh nantinya.
Bagi siswa yang tidak pindah karena akan menghadapi Ujian Nasional akan disediakan bus sekolah. Ridwan menambahkan dari pendataan yang sudah dilakukan tercatat 16 keluarga yang ber KK Surabaya.
Menurut dia, pihaknya terus melakukan sosialisasi agar mereka bersedia dipindahkan ke rusun. Dari 16 KK yang tercatat, baru 6 KK yang bersedia dipindahkan ke rusun. (geh)

Tags: