27 Catwalk Apung Meriahkan Carnival on The River

Para pelajar SMAN Kejayan Kabupaten Pasuruan memperagakan busana di atas rakit yang menelusuri aliran Sungai Complong Kejayan sepanjang 900 meter, Minggu (26/10).

Para pelajar SMAN Kejayan Kabupaten Pasuruan memperagakan busana di atas rakit yang menelusuri aliran Sungai Complong Kejayan sepanjang 900 meter, Minggu (26/10).

Pasuruan, Bhirawa
Carnival on The River digelar siswa SMAN 1 Kejayan Pasuruan di Sungai Complong, Minggu (26/10). Selain kampanye cinta lingkungan, gelaran fesyen mengapung di atas sungai ini bertujuan menanamkan kecintaan pada bunga asli Indonesia.
Karnaval fesyen diikuti 27 grup dimana masing-masing grup beranggotakan 18 siswa. Dua siswi berperan bak model yang menampilkan aneka jenis pakaian bermotif bunga di atas rakit, sementara yang lain mengendalikan rakit dan menggerakkannya.
Rakit-rakit dari bambu yang ditopang jiriken maupun ban dalam mobil tersebut disulap bak catwalk mengapung yang membawa gadis-gadis berpakaian motif bunga dari bahan daur ulang. Para model cantik tersebut tak hentinya tersenyum dan melambaikan tangan ke para penonton. Gesture yang mereka tampilkan bak seorang putri.
Setiap grup yang melaju dari garis start mendapat tepukan dan terikan pemberi semangat dari ratusan penonton yang berjubel di bibir sungai. Sejak pagi, gelaran fesyen apung ini menyedot perhatian ratusan siswa dan warga sekitar sungai.
“Mengambil tema Puspa Pesona Nusantara. Dengan harapan siswa lebih cinta pada bunga-bunga asli Indonesia. Para peserta juga menampilkan busana dengan motif bunga asli Indonesia seperti teratai, anggrek hitam dan lainnya,” kata Kepala Sekolah SMAN 1 Kejayan Khusaeri di lokasi, Minggu (26/10).
Pagelaran fashion apung ini melintasi sepanjang 900 meter aliran Sungai Complong. Dari puluhan peserta akan dipilih tiga terbaik berdasarkan kreativitas, keartistikan dan performanya.
“Mereka memanfaat bahan daur ulang yang diambil di tempat-tempat sampah kering, seperti koran dan karton. Rakit mereka juga warisan dari angkatan terdahulu. Pokoknya setiap grup kami batasi budgetnya maksimal Rp 750 ribu,” kata Ketua Panitia Edy Santoso, yang juga guru kesenian.
Menurut Edy, SMAN 1 Kejayan sudah lima kali menggelar karnaval apung di sungai dengan tema yang berbeda setiap tahun. Edy yang juga penggagas karnaval apung tersebut menyatakan selain untuk membangun kreativitas siswa dan memupuk kesadaran melestarikan lingkungan, diharapkan even tahunan tersebut mampu dikembangkan dan dikemas menjadi tujuan wisata.
Pawai fesyen apung ini dimulai sejak pukul 09.00 dan rampung pada pukul 12.00. Meski terik menyengat, para peserta dan penonton tetap antusias. [hil]

Tags: