278 Tim Peneliti Belia Beradu Karya

Kadispendik Surabaya mencicipi Nugget Buah Mengkudu.

Kadispendik Surabaya mencicipi Nugget Buah Mengkudu.

Surabaya, Bhirawa
Ajang peneliti belia kembali hadir di tengah-tengah pelajar Kota Surabaya. Di tahun ke tiga, animo peserta terlihat semakin tinggi menyemarakkan ajang berlabel Surabaya Young Scientis (SYS) ini. Ratusan karya yang dipamerkan pun semakin beragam dan inovatif.
Diantara deretan riset itu, satu diantaranya yang menarik ialah penelitian dari tim SMA Al Hikmah tentang qailullah. Istilah ini berasal dari sebuah Bahasa Arab yang berarti istirahat siang. Tepatnya sesaat sebelum dan sesudah matahari tergelincir ke arah terbenamnya.
“Dalam Islam, kita dianjurkan untuk beristirahat siang meskipun tidak tidur,” tutur Tifano Muhammad Noor Isykio saat ditemui di sela pembukaan SYS 2015 di Balai Pemuda Surabaya, Senin (12/10).
Bersama satu temannya, Tifano membuktikan anjuran tersebut dengan menggunakan rumus fisika tentang konsumsi energi. Tujuannya untuk membuktikan manfaat anjuran tersebut secara ilmiah. Ternyata, istirahat siang terbukti dapat mengoptimalkan energi manusia untuk melakukan aktifitas berikutnya.
“Qailullah berfungsi untuk menurunkan tingkat konsumsi energi yang normalnya pada manusia terus bertambah 0,049 kilo kalori (KKal) per menit,” tutur siswa yang kini duduk di kelas 8 SMA Al Hikmah itu. Setelah melakukan istirahat siang, tingkat konsumsi energi seseorang ternyata bisa turun hingga minus  -0,56 KKal per menit.
Untuk mengukur konsumsi energi ini, Tifano yang dibanu Fadlurrahman Thoriq Musyafa menggunakan rumus persamaan Rakhmaniar. Rumus itu dapat dijelaskan dengan perhitungan konsumsi oksigen sama dengan 0,014 denyut permenit ditambah 0,017 berat badan dan dikurangi 1,76. Dari perhitungan tersebut maka terlihat kebutuhan konsumsi energi setiap orang.
“Karena konsumsi energi menurun, maka seseorang akan lebih fokus dalam melaksanakan akifitasnya. Sebaliknya, kita konsumsi energi terus bertambah, pekerjaan seseorang cenderung asal-asalan,” tambah Thoriq teman satu tim Tifano.
Lebih lanjut Thoriq mengungkapkan, perintah tentang istirahat siang ini bukan merupakan kewajiban. Namun bagi umat Islam, waktu ini sesuai dengan saat menjelang salat duhur dan sesudahnya. Pada jam ini pula biasanya orang-orang yang sedang bekerja mendapat jam istirahat untuk makan siang sekaligus beribadah.
“Kira-kira sepuluh menit sebelum dan sesudah. Itu sudah cukup untuk melakukan qailullah dan kita bisa merecovery energi kembali,” tutur Thoriq.
Karya Tifoni dan Thoriq ini hanyalah satu diantara 278 hasil riset siswa SMP dan SMA/SMK dalam ajang tersebut. Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya Ikhsan menuturkan, jumlah peserta peneliti belia ini terus bertambah dari tahun ke tahun. Apalagi setelah Surabaya ditunjuk sebagai tuan rumah Young Scientist tingkat nasional tahun lalu.
“Tahun lalu ada 217 tim, sekarang ada 278. Pihak juri sudah melihat, selain peserta kualitas juga ada peningkatan pesat di tahun ini,” ungkap dia.
Ikhsan menuturkan, ada empat bidang penelitian yang dilombakan, yakni fisika, biologi, komputer dan matematika. Dari ajang ini, Ikhsan berencana akan membentuk klub peneliti belia di Surabaya. Tujuannya, mengajak pelajar-pelajar lain ikut terlibat dalam riset dan mengembangkan sains.
“Kita ingin memberi wadah baru lagi bagi siswa Surabaya untuk berkreasi di bidang sains,” tutur dia. Selain klub peneliti, pihaknya juga akan membentuk tim yang akan mempromosikan karya-karya siswa untuk dijual ke dunia industri. “Jika memang layak untuk diproduksi masal kenapa tidak. Siswa bisa mendapat royalty dari karyanya,” tambahnya lagi.
Tidak hanya itu, para pemenang dalam lomba jenjang SMP juga berhak mengikuti jalur prestasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Surabaya. “Meskipun Kemendikbud belum menggelar ini, tapi ini resmi.  Karena yang menyelenggarakan dinas pendidikan,” pungkas dia. [tam]

Rate this article!
Tags: