279 Desa di Jatim Punya Potensi Destinasi Wisata

Kesenian Songo Wulung saat meramaikan Festival Budaya Agraris yang digelar Disbudpar Jatim di kawah wurung Ijen Bodowoso, Sabtu (15/12/2018).

Disbudapar Jatim Gelar Featival Budaya Agraris
Bondowoso, Bhirawa
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur gelar Festival Budaya Agraris di kawasan Kawah Wurung Ijen Bondowoso selama dua hari (Sabtu-Minggu).
Kegiatan yang dihadiri 16 Kab/Kota se Jawa Timur ini, menjadi perhatian tersendiri para wisatasan asing yang sedang menikmati keindahan kawasan gunung ijen. Pasalnya berbagai kesenian dan budaya dari berbagai daerah unjuk kebolehan dengan latar belakang exsotoka kawah wurung.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sunarto mengatakan kekuatan agraris di Jawa Timur sangat luar biasa disamping kekuatan maritim. Berdasarkan data, sekitar 279 desa di Jawa Timur memiliki potensi destinasi agraris. Dari jumlah itu,  baru 24 desa yang sudah digarap destinasi agrarisnya secara optimal.
“Ini yang menjadi kekuatan yang ada di Jawa Timur. Begitu pula cerita-cerita sejarah baik yang bersifat history maupun strory menjadi suatu kekuatan desa di Kab/Kota. Berdasarkan data ada 279 desa yang berpotensi menjadi destinasi wisata dan baru 25 desa yang sudah digarap secara optimal, dan sudah meraih berbagai penghargaan nasional. bahkan masing-masing desa itu memiliki kekuatan budaya,” ungkapnya.
Terinspirasi dari kekuatan yang ada, tandas Sunarto pihaknya mencoba memadukan pokok pikiran dari beberapa pihak untuk memadukan antara kekuatan agraris dan kekuatan budaya yang ada untuk dikemas dalam suatu kepariwisataan.” Pokok pikiran ini mendapat dukungan dari Gubernur Jawa Timur untuk ditindak lanjuti. Kemudian kami mencoba memetakan masing-masing daerah dengan potensi yang dimiliki. Termasuk gelaran featival budaya agraris di Kawasan kawah wurung ijen Bondowoso,” ujarnya pula. Suwarno juga berharap, dengan gelaran featival budaya ini mampu mendongkrak kepariwisataan di Jawa Timur.
Sementara, Kepala Bakorwil V Jember R.Tjahjo Widodo yang juga salah satu penggagas Featival Budaya Agraris ini mengatakan, festival budaya agraris di Bondowoso merupakan salah satu terobosan untuk mengangkat sektor pariwisata di Jawa Timur.
“Perpaduan alam dengan gelar seni budaya yang biasanya dilaksanakan secara indoor, sangat jarang digelar di negara manapun. Dengan memanfaatkan keindahan alam sebagai background pentas seni,   menunjukkan kekayaan budaya bangsa yang adi luhung yang sangat indah untuk dinikmati bersama-sama,” kata Tjahjo kepada Bhirawa kemarin.
Kolabolarasi keindahan alam (blue fire), kesuburan tanah dengan berbagai tanaman produktif seperti kopi, sayuran serta didukung oleh udara yang sejuk, menjadi daya tarik tersendiri.
“Oleh karena itu, dengan gelaran festival budaya agraris di Bondowoso ini, digarapkan menjadi inspirasi para generasi muda untuk menyintai dan mengembangkan Seni budaya Bangsa. Termasuk membantu mempublikasikan (ekspose) kepada masyarakat luas melalui sosmed yang ada,” pungkasnya. [efi/har]

Tags: