Sumenep, Bhirawa
Sebanyak 479 dari 579 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Sumenep kondisinya memprihatinkan. Dari 475 gedung sekolah itu 200 SD rusak sedang dan 279 rusak berat. Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Moh Sadik melalui Kabid Pendidikan Dasar, Fajar Santoso mengatakan, dari 475 sekolah yang kondisi gedungnya memprihatinkan itu, masih belum tertangani secara maksimal, bahkan 279 gedung sekolah yang masuk katagori rusak berat sama sekali tidak ada anggaran untuk memperbaikinya, hanya saja ada sebanyak 173 gedung sekolah dengan kondisi rusak sedang baru tertangani dari DAK 2013.
“Sebanyak 273 gedung sekolah katagori rusak berat memang belum tersentuh karena anggarannya memang tidak ada, hanya baru sebanyak 173 sekolah dari kondisi rusak sedang yang sudah tertangani,” kata Fajar Santoso, Kabid Dikdas, Disdik Sumenep, Minggu (16/02).
Menurut Fajar, selama ini untuk perbaikan sekolah baik rusak ringan maupun rusak berat Disdik menunggu dana dari pusat, sebab kondisinya memang memprihatinkan dan jumlahnya cukup banyak sehingga jika harus menguras dana APBD tidak cukup. Anggaran dari pusat itu hanya sebatas perbaikan bagi gedung yang rusak sedang dan ringan. “Untuk rehap gedung sekolah rusak berat kami memang sudah mengajukan, tapi sampai sekarang belum ada tanggapan dari pusat,” unkapnya.
Dia memaparkan, untuk perbaikan sekolah rusak sedang itu telah dianggarkan di DAK tahun 2013 dan pekerjaannya masih terus berlangsung hingga sekarang. “Sementara, sekolah rusak ringan cukup melalui dana BOS, karena yang masuk katagori rusak ringan itu seperti dindingnya yang rusak dan itu cukup melalui dana BOS,” jelasnya.
Tahun 2013, Disdik Sumenep mendapatkan sisa dana dari pusat sebesar Rp 5 M. Dari Rp 5 milyar itu digunakan untuk RKB 8 sekolah, rehab berat 7 sekolah, rusak sedang 25 sekolah dan perpustakaan 3 sekolah. “Sedangkan besaran dana dimasing-masing sekolah tidak sama, disesuaikan dengan tingkat kerusakannya dan kebutuhan gedung tersebut,” ungkapnya. [sul.hel]
