28 Daerah Adu Tangkas Bongkar Pasang Tenda Bencana

Para personel BPBD dari berbagai daerah di Jatim tengah menunjukkan kemampuannya dalam lomba cepat bongkar pasang tenda emergency  di Stadion Brantas, Kota Batu, Selasa (7/10).

Para personel BPBD dari berbagai daerah di Jatim tengah menunjukkan kemampuannya dalam lomba cepat bongkar pasang tenda emergency di Stadion Brantas, Kota Batu, Selasa (7/10).

Kota Batu, Bhirawa
Para anggota Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) dari 28 kota/kabupaten se-Jawa Timur saling berlomba menjadi yang terbaik dalam Lomba BPBD yang digelar di Stadion Brantas Kota Batu, Selasa (7/10). Masing-masing berupaya menjadi yang tercepat sehingga bisa memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia).
Puluhan personel BPBD terlihat asyik memasang  tenda di Stadion Brantas, Selasa (7/10). Dengan sigap, mereka  bahu membahu merangkai besi-besi yang berserakan di tanah, memasang terpal sehingga membentuk tenda.  Suasana terlihat meriah. Dan adu cepat itu bukan kegiatan Pramuka, melainkan lomba-lomba yang digelar dalam Lomba BPBD  untuk memeriahkan HUT  ke-13 Kota Batu dan HUT ke-69 Provinsi Jatim.
Dengan lomba ini diharapkan ada peningkatan kemampuan dan kesigapan para personel BPBD dalam menanggapi kasus bencana. Ada dua lomba utama yang membutuhkan kesigapan dan ketangkasan dari para personel BPBD untuk menjadi juara. Yaitu, lomba cepat membuat tenda, dan lomba cepat set up emergency radio yang menjadi alat komunikasi dalam penanganan bencana.
“Dalam lomba cepat bongkar pasang tenda ini, untuk setiap tim terdiri dari 10 personel. Saat ini rekor yang tercapat di MURI dalam pendirian tenda ini adalah 20 menit 11 detik. Rekor inilah yang ingin dipecahkan teman-teman dalam lomba kali ini,”ujar Kepala BPBD Kota Batu Sasmita.
Dalam lomba kali ini, katanya, para peserta tak hanya mereka yang tercatat sebagai anggota BPBD. Tetapi juga para relawan dan para anggota ORARI (Organisasi Radio Amatir Republik Indoensia). Untuk anggota ORARI ini mereka mengikuti lomba cepat set up  atau memasang radio emergency serta kecepatan mengirim berita kedaruratan tentang bencana.
Dan untuk lebih memperkenalkan keberadaan BPBD kepada masyarakat, pihak panitia juga mengadakan lomba karya tulis dengan tema bencana dan penanggulangannya yang diperuntukkan untuk pelajar SMP dan SMA. Sedangkan jenjang SD, juga disediakan lomba menggambar. “Kita berupaya agar keberadaan BPBD dan BNPB ini bisa dikenal masyarakat lebih awal, terutama oleh para pelajar,”tambah Sasmita.
Sementara di luar materi lomba, Kepala BPBD Jatim Sudarmawan menambahkan untuk menghadapi musim kemarau panjang kali ini, pihaknya telah melakukan berbagai langkah antisipasi. Baik itu antisipasi atau penanganan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. “Untuk jangka pendek, kita telah melakukan droping air bersih kepada daerah yang kesulitan air. Sedangkan untuk jangka menengah, BPBD telah membantu masyarakat dalam pembuatan embung geo membran,”ujar Sudarmawan.
Ia menjelaskan bahwa embung yang dimaksud adalah embung kecil yang diberi plastic membrane. Sehingga ketika turun hujan, air yang masuk tidak masuk ke dalam bisa tertampung, dan bisa dimanfaatkan pada saat kekeringan. Sedangkan langkah jangka panjang adalah pembuatan/ pengadaan sumur bor dan pipanisasi ke pemukiman.
Kepala Deputi Logistik BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Bambang Sulistyo mengatakan bahwa saat ini baik BPBD maupun BPNPB terus berupaya untuk melengkapi kebutuhan logistik dan kelengkapan peralatan.Untuk setiap BPBD, setidaknya mereka harus memiliki 1 unit mobil rescue, 2 motor trail, tenda, alat komunikasi, water treatment, perahu karet, dan genset. “Sedangkan untuk perayaan khusus lainnya, seperti truk serba guna, speed boat, mobil ampibi diberikan kepada daerah kota/kabupaten dengan memperhatikan letak topografi dan frekuensi bencana di tempat tersebut , dan kemampuan SDM (Sumber Daya Manusia) dalam mengfungsikan peralatan tersebut,”ujar Bambang.
Untuk itu, kata Bambang, saat ini pihaknya terus berupaya agar BPBD bisa mendapatkan alokasi dana minimal 1 persen dari APBD. Adapun saat ini kebanyakan BPBD di Jatim hanya mendapatkan jatah kurang dari 1 persen dari APBD. “Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan politik dari pemda di Jatim masih kurang dalam penanganan/ pencegahan bencana. Saat ini kami juga berupaya agar BNPB bisa mendapatkan alokasi dana minimal 1 persen dari APBN,”pungkas Bambang. [nas]

Tags: