28 PSK Dolly Asal Lumajang Dipulangkan

medium_13Setor Uang & Servis Tidur Gratis, Tetap Saja PSK DitangkapLumajang, Bhirawa
Rencana Penutupan lokalisasi Dolly di Surabaya membuat Pemkab Lumajang ikut menangani agar tidak membawa dampak tersendiri bagi daerah. Betapa tidak, di antara para penghuni lokalisasi Dolly di Surabaya  ternyata ada yang berasal dari Kabupaten Lumajang.
”Dari data sementara,dari ribuan PSK di lokalisasi Dolly, 28 orang wanita harapan di antaranya berasal dari Kabupaten Lumajang,” jelas Drs Sulsum Wahyudi SKM, Kepala Dinas Kesehatan Kab Lumajang. Para PSK ini yang nantinya akan bersiap untuk dipulangkan lagi oleh Pemkot Surabaya bekerja sama dengan Pemprov Jatim.
Lebih lanjut Sulsum mengungkapkan, sesuai instruksi Gubernur Jatim, seluruh pemerintah daerah di Jawa Timur diminta untuk melakukan pendataan dan pengawasan terhadap pemulangan PSK ini ke daerah asalnya.  Selain itu sebagai kompensasi dari penutupan lokalisasi tersebut, para PSK akan mendapatkan bantuan modal dan sebagainya. ”Ada harapan, mereka tidak akan kembali lagi ke pekerjaan semula dan beralih dengan pekerjaan yang lebih mulia,” harapnya.
Guna memulai pengawasan terhadap 28 PSK asal Kabupaten Lumajang yang akan dipulangkan, Pemkab Lumajang saat ini telah menugaskan Tim Gabungan yang terdiri dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan MUI (Majelis Ulama Indonesia) untuk melakukan pendataan sekaligus pembinaan terhadap PSK asal Lumajang di lokalisasi Dolly sebelum dipulangkan.
Tim Gabungan, lanjut Sulsum Wahyudi, akan melakukan wawancara dengan PSK Lumajang yang akan dipulangkan. Tim sudah berangkat sejak kemarin untuk tahap awal koordinasi. Nantinya, Tim akan melakukan tugas menjelang waktu pelaksanaan eksekusi penutupan Dolly.
Sulsum menjelaskan pihaknya juga membantu mereka nanti agar bisa menjadi lebih mandiri. Bisa meniti kehidupan yang lebih baik. ”Kalau dari aspek kesehatan adalah, bagaimana kita mencegah penularan penyakit menular seksual,”paparnya.
Apalagi, dilansir keberadaan PSK yang terpapar HIV/AIDS di Dolly yang berpotensi menyebar ke daerah lainnya. Sulsum Wahyudi menggambarkan, awal yang mengidap didominasi Pekerja Seks Komersial (PSK) yang menularkan kepada pria. Selanjutnya, pria menularkan kepada istrinya atau ibu rumah-tangga, lalu periode penularan berikutnya kepada anaknya.
200 Personel
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Stapol PP), akan menggencarkan razia pekerja seks komersial (PSK). Langkah ini ditempuh untuk mengantisipasi eksodus PSK Dolly ke Bojonegoro. Pemerintah Jawa Timur akan menutup total lokalisasi Dolly, Surabaya, pada 18 Juni mendatang atau sebelum bulan suci Ramadan.
Menurut Subiyanto, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bojonegoro, pihaknya akan mengerahkan 200 personel anggota Satpol PP guna melakukan razia menjelang penutupan lokalisasi Dolly Surabaya. “Kita mendapatkan informasi, banyak PSK pindahan dari Dolly,” kata Subianto kepada Bhirawa, Kamis (12/6).
Menurut Subianto, ada beberapa fasilitas publik yang rawan jadi tempat mangkal PSK di Bojonegoro, yaitu diantaranya di eks lokalisasi Kalisari, Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, disekitar pasar hewan Kecamatan Kota, warung remang-remang di Jalan Veteran dan Kecamatan Sukosewu.
Selain di warung remang-remang, petugas juga mewaspadai hotel kelas melati yang diguga menjadi tempat beroperasi. Razia terhadap peredaran PSK dari Dolly itu rencananya akan rutin dilakukan. Apalagi saat ini momennya menjelang bulan Suci Ramadan. Subianto menambahkan, antisipasi yang dilakukan pemerintah daerah tersebut tidak akan membuahkan hasil tanpa adanya dukungan masyarakat. “Warga juga ikut menjaga lingkungannya agar jangan sampai jadi tempat maksiat,” pungkasnya. [yat,bas]

Tags: