280 Ribu Guru di Jatim Belum Tersertifikasi

Sertifikasi guruDindik Jatim, Bhirawa
Manisnya Tunjangan Profesi Pendidik (TPP) ternyata belum bisa dirasakan oleh seluruh guru di Jatim. Ini lantaran masih ada lebih dari 280 ribu guru di Jatim yang hingga kini belum dapat mengikuti program sertifikasi yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Kabid Tenaga Pendidikan dan Kependidikan Dindik Jatim Gatot Gunarso mengatakan, ada banyak faktor yang membuat guru belum tersertifikasi. Diantaranya, tidak memenuhi jam mengajar selama 24 jam dalam seminggu, masih berstatus guru tidak tetap (GTT) dan belum diangkat sebagai guru tetap yayasan di sebuah sekolah swasta, dan juga belum berijazah S1.
Fakta masih banyaknya guru belum tersertifikasi ini terlihat dariu Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim tahun 2013/2014. Secara rinci, Dapodik menyebut ada 210.803 guru jenjang TK, SD, SMP,SMA,SMK dan SLB baik negeri maupun swasta yang telah tersertifikasi.
Sedangkan jumlah guru di Jatim sendiri mencapai 491.154 orang untuk jenjang yang sama. Dengan begitu, masih ada 280.351 guru yang hingga kini masih menunggu giliran program sertifikasi.
Secara rinci, jumlah guru di Jatim TK terdapat 70.418 guru, SD 220.478 guru, SMP 101.896 guru, SMA 40.350 guru, SMK 54.123 guru, dan SLB 3.889 guru . Guru yang sudah bersertifikasi jenjang TK sebanyak 21.920 guru, SD 107.540 guru, SMP 44.047, SMA 21.760 guru, SMK 13.713 guru, dan SLB 1.823 guru. Sedangkan yang belum tersertifikasi jenjang TK 48.498 orang, SD 112.938 orang, SMP 57.849 orang, SMA 18.590 orang, SMK 40.410 dan SLB 2.066 orang.
Terkait hal ini, Gatot mengutarakan bagi guru yang belum tersertifikasi bisa mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Namun, pada 2015 mendatang, model PLPG bakal diganti dengan Pendidikan Profesi Guru (PPG).
“Melalui PPG, akses bagi sarjana non kependidikan untuk menjadi guru bisa terbuka,” katanya.
Untuk itulah, pihaknya mulai tahun ini memberikan beasiswa S1 bagi 770 guru. Mereka terdiri dari guru TK, SD, dan SLB. Tiap tahun, guru ini berhak atas beasiswa Rp 3,5 juta per tahun. Pemberian beasiswa itu berlangsung hingga lima tahun.
Gatot menjelaskan, selain memberi beasiswa S1, pihaknya juga mengalokasikan dana untuk beasiswa S2. Program ini diberikan terhadap 182 guru. Rinciannya, guru SMP, SMA, dan SMK. Tiap tahun, mereka mendapat beasiswa cukup besar, Rp 60 juta. Pemberian beasiswa itu untuk dua tahun masa studi. Nominal besar ini buat menempuh double degree.
“Kami akan dorong guru yang belum S1 untuk sekolah kembali. Tapi, kabupaten/kota juga harus melakukan hal yang sama supaya semua guru yang belum sarjana di daerahnya bisa menempuh studi kembali,” ungkapnya.
Gelar S1 ini cukup penting. Sebab, PPG yang dimulai pada 2015 mendatang bisa diikuti oleh guru yang bukan sarjana kependidikan asalkan sesuai dengan mata pelajaran yang diampu di sekolah.
“Tahun depan, kami juga berencana membuat rencana strategis (renstra) untuk peningkatan mutu guru. Terutama untuk peningkatan kompetensi kepribadian, akademis, sosial, dan pedagogis (ilmu jiwa pendidikan),” tandasnya. [tam]

Tags: