292 Akseptor KB Kabupaten Mojokerto Ikut Vasektomi dan Tubektomi

Kabupaten Mojokerto Bhirawa
Untuk menurunkan tingkat kelahiran dan Meningkatkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Kabupaten Mojokerto, DP2KBP2 bekerja sama dengan TNI dan RS Reksa Waluya mengadakan Bakti Sosial MOW dan MOP yang dilaksanakan di RS Reksa Waluya Jalan Mojopahit 422 Mojokerto.
Kegiatan yang diikuti oleh 292  akseptor dari 18 kecamatan ini meliputi 284 peserta Metode Operasi Wanita (MOW), yang di masyarakat lebih popular dengan istilah stiril/tubektomi. Sedangkan Metode Operasi Pria (MOP) atau vasektomi diikuti delapan peserta.
Tim dokter dipimpin Letkol dr. Yudi Andriyansah, S.P.Og, M.Kes dari Lanud Iswahyudi Madiun, dibantu 35 tenaga medis dari RS Reksa Waluya dan 50 personil TNI dari Kodim 0815 Mojokerto.
Fanani, 49 tahun akseptor MOP dari Kecamatan Kemlagi menuturkan alasannya mengikuti program tahunan ini. “Sebenarnya istri saya sudah mau ikut MOW karena anak saya sudah dua. tapi karena sangat gemuk, tidak lolos dari segi kesehatan. Akhirnya saya yang mengikuti KB MOP ini,” jelasnya.
Lain lagi pendapat Iffah 37 tahun akseptor dari Kecamatan Dlanggu. Ibu berhijab ini beralasan sudah capek bolak balik ke tenaga medis untuk ber-KB. 
“Saya sudah pernah memakai spiral, susuk dan terakhir saya minum pil KB. Tapi karena saya sering lupa, akhirnya kebobolan. Sekarang anak saya terkecil umur sembilan bulan dan saya sudah bulat ingin ikut MOW agar tidak ribet bolak balik ke bidan. Mumpung sekarang ada program MOW gratis, saya tidak pikir panjang lagi langsung ikut,” beber ibu 3 anak ini.
Sukaryo Teguh Santoso, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur yang baru saja dilantik menggantikan Yenrizal Makmur berkesempatan untuk memotivasi dan berdialog langsung dengan peserta MOW. 
Orang nomor satu di BKKBN Provinsi Jawa Timur ini mengingatkan agar semua persyaratan mengikuti MOW dipenuhi, termasuk ijin dari suami. Teguh menjelaskan beberapa persyaratan mengikuti MOW dan MOP antara lain ikut karena suka rela, dinyatakan sehat setelah penapisan dari Puskesmas atau Rumah Sakit dan ada persetujuan tertulis dari pasangan.
Kepala DP2KBP2 Kabupaten Mojokerto Joedha Hadi menjelaskan, kontrasepsi mantap memiliki banyak keuntungan, antara lain lebih aman karena keluhan lebih sedikit dibanding alat kontrasepsi lain. Lebih praktis karena hanya memerlukan satu kali tindakan saja dan lebih efektif karena tingkat kegagalan sangat rendah. Selain itu lebih ekonomis karena hanya memerlukan biaya untuk satu kali tindakan saja. Apalagi dalam Baksos sekarang ini tidak dipungut biaya alias gratis.
“Tidak ada efek samping jangka panjang setelah operasi dan tidak akan mengganggu hubungan seksual suami istri,” jelas Joedha saat ditanya tentang berbagai anggapan masyarakat mengenai kontrasepsi mantap ini.
Kegiatan Baksos MOW dan MOP rencananya akan dilaksanakan kembali di bulan Juli dan Oktober depan untuk mengakomodir permintaan MOW dan MOP yang cenderung meningkat. [kar]

Tags: