295 Lembaga Tandatangani Kerjasama dengan 97 Perusahaan

295 SMK bersama 97 industri menandatangani kerjasama program Pendidikan Vokasi Industri yang diluncurkan oleh Kementerian Industri, di Kawasan Industri SIER, Kamis (7/2).

Kemenperin Luncurkan Pendidikan Vokasi Industri
Surabaya, Bhirawa
Peresmian pendidikan vokasi industri di wilayah Jawa Timur memasuki tahap kedua. Program yang diresmikan oleh Kementerian Perindustrian, Kementerian Pendidikan dan Budaya dan Pemprov Jatim ini, diikuti 295 lembaga dan 97 perusahaan di kawasan Industri, Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), Kamis (7/2).
Diungkapkan Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto, program tersebut sudah dilakukan sejak dua tahun yang lalu. Mengingat, menurut dia, Jawa Timur menjadi salah satu wilayah yang sangat concern terhadap pengembangan SMK . Di samping itu, Jawa Timur merupakan salah satu pertumbuhan industri tertinggi.
“Untuk itu agar memberikan dampak yang lebih masif kami meluncurkan program ini Jatim dengan melibatkan perusahaan dan SMK yang belum terfasilitasi pada tahap pertama. Selanjutnya kami akan luncurkan lagi di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah,” ungkap dia.
Hal itu, lanjut Airlangga, tidak terlepas dari instruksi Presiden (Inpres) nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK. yang mana fokus pada pembangunan nasional pada tahun 2019 dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. “Meningkatkan SDM yang kompeten perlu dilaksanakan program pendidikan dan pelatihan vokasi secara lebih giat,” paparnya.
Upaya ini, sambung dia, memerlukan sinergi dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan. Baik SMK sebagai penyedia lulusan, industri sebagai pengguna maupun pemerintah pusat dan daerah sebagai pembina dan pembuat kebijakan. Oleh sebab itu, katanya, Kemenperin bersama Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) membuat kelompok kerja yang akan mengawal pelaksanaan revitalisasi SMK di bidang industri. Targetnya, sepanjang 2019 nanti, pihaknya akan menggaet sebanyak 2.685 SMK dan 750 perusahaan.
“Kami berharap perusahaan industri dan SMK yang menandatangani kerjasama bisa melaksanakan program-program pembinaan dan pengembangan SMK yang telah digariskan. Dengan begitu pemerintah daerah dapat mendukung program ini,” pungkas dia.
Selain program pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dan industri, Kemenperin juga menyiapkan pendidikan vokasi berbasis kompetensi menuju dual system dan pembangunan politeknik di kawasan industri dan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI). Selain itu, pelatihan industri berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja), pembangunan infrastruktur kompetensi dan pembangunan pusat inovasi dan pengembangan SDM industri 4.0.
Ditemui pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad menilai jika program vokasi yang diluncurkan kali ini, mampu memberikan kepastian pendidikan vokasi di SMK. Artinya, terjadi link and match yang sebenarnya. Dijalankan secara nyara oleh industri dan sekolah. Sebab, banyak kerjasama secara formalitas namun tidak dijalankan dengan pihak industri.
“Keseriusan pemerintah dalam menjalankan program vokasi untuk SMK sudah terlihat dengan adanya dukungan perguruan tinggi. Banyak perguruan tinggi negeri ataupun swasta yang membuka program linier dengan SMK. jadi peluang lulusan SMK melanjutkan studi juga besar,”katanya.

Dorong Sekolah Lakukan Kerjasama Industri Secara Mandiri
Program Pendidikan Vokasi Industri wilayah Jatim yang diluncurkan Kemenperin rupanya belum bisa mewadahi seluruh SMK di Jawa Timur. Kendati begitu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Saiful Rachman tetap mendorong SMK untuk menjalin kerjasama industri. Meskipun, bukan program kementerian yang berskala nasional.
Saiful menuturkan, kerjasama industri dengan SMK di bidang vokasi sudah mencapai ribuan di Jawa Timur. Mulai dari teaching factory hingga beragam bantuan peralatan industri ke SMK.
“Kami sudah banyak kerjasama tapi tidak semua di industri besar. tergantung jurusan di masing-masing SMK,” kata dia usai menghadiri peluncuran Program Pendidikan Vokasi Industri Wilayah Jawa Timur. Apalagi, terang dia, pendidikan vokasi menjadi fokus utama dalam anggaran pendidikan Jatim pada 2019 untuk peningkatan mutu vokasi yang mencapai Rp. 1,6 Triliun. [ina]

Tags: