3.419 Pintu KA di Kota Malang Tanpa Penjaga

Pintu KA di Kota Malang Tanpa PenjagaKota Malang, Bhirawa
Direktur Keselamatan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Sugiadi Waluyo, kepada wartawan usai melakukan sosialisasi Peningkatan Keselamatan Perkeretaapian di Hortel Swis Bel In, Malang, Rabu (22/4) kemarin mengutarakan jika hingga saat ini masih ada 3419 pintu perlintasan Kereta Api (KA) tanpa pejaga. Sedangkan yang ada penjaganya hanya 1174 saja.
Itulah sebabnya, Kementerian Perhubungan perlu melakukan sosialisasi kepada para pelajar,  guru dan mahasiswa di Kota Malang, agar mereka memiliki kesadaran akan keselamatan Perkeretaapian. “Masih banyak pintu perlintasan yang tanpa penjaga, makanya kita melibatkan masyarakat untuk memberikan pengertian kepada sesama mereka agar lebih hati-hati dalam berlalu lintas khususnya  saat melintas di pintu lintasan KA,” ujar Sugiadi.
Diakui dia, seiring dengan perkembangan jaman, kini banyak bermunculan pintu lintasan kereta api yang tidak resmi. Bahkan berdasarkan  data yang dia miliki jumlahnya mencapai 618 lintasan, yang tersebar di Jawa dan Sumatra.
“Pintu lintasan tidak resmi itu, muncul ketika ada perumahan baru yang melintas direl kereta. Kami perkirakan ini masih akan terus bertambah, sehingga akan menjadi perosoalan sendiri bagi keselamatan perkeretaapain,” tambahnya.
Sedangkan hingga saat ini, PT. KAI,  belum bisa menambah penjaga di perlintasan secara keseluruhan, namun baru akan dilakukan secara bertahap. Sebab untuk satu pintu lintasan dibutuhkan tiga orang penjaga, untuk menjaga secara bergantian.
Pihaknya menambahkan, apabila ditotal  jumlah lintasan KA,  baik yang resmi atupun yang belum resmi mencapai 5211 lintasan, maka dibutuhkan sedikitnya 15000 lebih petugas penjaga. Sedangkan anggaran untuk itu masih belum ada.
Kendati demikian Pemerintah akan berupaya semaksimal mungkin,  dengan manambah petugas penjaga secara bertahap tiap tahun. Pada tahun 2015 ini pemerintah akan menambah petugas untuk 40 perlintasan di Jawa dan Sumatra. Termasuk dua pintu di Jawa Timur.
“Setiap tahun akan kita tambah jumlah perlintasan resmi, secara bertahap. Makanya akan lebih baik jika masing-masing Pemerintah Kota dan Kabupaten di seluruh Indonesia yang memiliki perlintasan KA belum di jaga untuk mengangkat petugas  sendiri dibiyai dari APBD  masing-masing daerah. Apabila langkah ini dilakukan maka persoalan perlintasan KA lebih cepat tuntas,” imbuhnya.
Sementara itu di Jawa Timur memiliki perlitasan KA sebanyak 1600 perlintasan, hamper semuanya telah memiliki petugas penjaga. Bahkan  227 perlintasan telah di pasang pintu perlintasan elektronik. Pintu tersebut bisa menutup  dan membuka secara otomatis   jika ada kereta yang lewat.
Kepala Seksi Perkeretaapian Dinas Perhubungan dan Lalulintas Angkutan Jalan (LLAJ) Propinsi Jawa Timur Arjani Hia Putra, menyatakan persoalan perlintasan kereta  di Jawa timur menjadi persoalan yang cukup pelik. Jika dijaga oleh petugas, diperlukan anggaran yang cukup besar, karena sitiap bulan harus memberi honor.
Tetapi jika diberi alat otomastis pada perlintasan kereta, sering kali alatnya hilang. “Ada persoalan yang patut di cermati, setiap perlintasan tetap dibutuhkan penjagaan. Kalau saja diberi alat otomatis maka tetap diperlukan pejaga alat tersebut agar tidak hilang di curi orang,” tuturnya. [mut]

Tags: