3.850 SR Gratis Sidoarjo Tinggal Tunggu Gas In

Bupati Saiful Ilah menyalakan kompor warga milik Ngingas, sebagai simbolis Jargas siap digunakan. [achmad suprayogi/bhirawa]

Bupati Saiful Ilah menyalakan kompor warga milik Ngingas, sebagai simbolis Jargas siap digunakan. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Sambungan Jaringan Gas (Jargas) untuk konsumsi Sambungan Rumah (SR) yang diberikan secara gratis pada tahap terakhir sebanyak 3.850 SR, dalam operasionalnya tinggal menunggu Gas In, menunggu aliran gasnya dihidupkan dari operator Pertagas (Pertamina Gas). Mengingat seluruh jaringannya sudah diselesaikan.
Menurut Kepala Dinas Koperindag UKM dan ESDM, Fenny Apridawati, Rabu (28/10) kemarin, pihaknya sudah mengirimkan surat kepada Dirjen ESDM agar Jargas untuk 3.850 SR dari pembangunan tahap terakhir yang meliputi delapan desa ini ini segera dialiri gasnya. Meliputi tujuh desa di wilayah Kec Tanggulangin, mulai Desa Kedung Banteng, Kalidawir, Putat, Kalitengah, Gempolsari, Ngaban, Kludan dan Kedungturi di Kec Taman.
Untuk saluran SR ini, Kab Sidoarjo telah mendapatkan prioritas terbanyak dari kabupaten-kabupaten yang lain. Yakni mencapai 10.250 SR yang dibangun dalam empat tahap mulai tahun 2009. Realisasinya tahun 2010 sebanyak 4 ribu SR untuk Desa Wedoro dan Ngingas di Kec Waru. Juga tahun 2011 terealisasi sebanyak 2.500 SR di Desa Medaeng dan Tambak Sawah Kec Waru dan seterus hingga sekarang 2015 sudah mencapai 10.350 SR. ”Jadi yang belum teraliri gas tinggal di delapan desa itu. Jargas yang lama sudah jalan dengan baik, masyarakat juga lebih senang daripada memasak menggunakan gas tabung elpiji,” jelas Fenny Apridawati.
Dalm hal ini Pemkab Sidoarjo tak ikut campur, dan hanya bertugas sebagai pendataan dan ketempatan warganya saja. ”Pemasok gasnya PT Lapindo Brantas Ind, dan untuk pengelolaannya juga telah dilakukan PJU (Petrogas Jatim Utama) BUMD Provinsi Jatim,” pungkas Fenny Apridawati.
Sementara itu, Kepala Bidang ESDM, Agus Darsono juga menambahkan kalau pihak Pertagas sudah melakukan survey, karena Pertagas selaku operatornya. Kemungkinan tinggal menunggu penyelesaian berkas-berkas administrasinya saja. Jadi untuk pemasangan jaringannya telah diberikan secara gratis, masyarakat tinggal membayar penggunaannya saja. ”Tiap bulan habis berapa yang digunakan, itulah yang dibayar,” jelas Agus Darsono.
Keberadaan gas itu sangat disenangi masyarakat, karena lebih ringan berat jenisnya dibanding elpiji, sehingga akan meminimalisir terjadinya ledakan. ”Jika bocor, kandungan gas akan segera menguap terbawa angin, juga tak mudah terbakar. Harganya pun bisa lebih murah dibandingkan dengan elpiji,” terang Agus Darsono lagi.
Terpisah, Ketua RT 1, RW 2 Desa Ngingas, Kec Waru, Abdullah Mahrus, mengaku sangat senang dengan adanya SR itu. Menurutnya sangat membantu sekali karena bisa dipakai selama 24 jam tanpa putus. Selain itu tak kawatir akan terjadi ledakan seperti elpiji.
”Dalam pemakaian yang sangat padat, artinya sering digunakan untuk memasak dan lainnya, kami setiap bulannya hanya menghabiskan dana sekitar Rp40 ribu hingga Rp60 saja. Sehingga  warga kami sangat senang, dan cukup terbantu dengan adanya Jargas SR ini. ”Apalagi waktu pemasangan jaringannya juga digratiskan. Ya senang sekali karena sangat terbantu,” ungkap Abdullah Mahrus. [ach]

Tags: