3 Bulan, Ternak Ayam Gemerlap Sudah Raup Rp 22 Juta

Kandang ayam petelur milik Kelompok Ternak Barokah saat ditinjau Bupati Fadeli.

Kandang ayam petelur milik Kelompok Ternak Barokah saat ditinjau Bupati Fadeli.

Lamongan, Bhirawa
Akurasi data menjadi penentu kesuksesan sebuah program kegiatan pemerintah. Di Desa Pule, Kecamatan Modo Lamongan, Jatim bantuan ternak ayam petelur yang diberikan melalui Program Gerakan Membangun Ekonomi Masyarakat Lamongan Berbasis Pedesaan (Gemerlap) kepada Kelompok Ternak Barokah menjadi harapan baru bagi kesejahteraan.
Suharna, Ketua Pelaksana Harian Kelompok Ternak Barokah, desanya memang sangat ideal untuk peternakan. Bukan hanya ayam petelur, namun juga ternak sapi dan perikanan.
Karena menurut dia, sumber daya untuk bahan baku pakan ternak, seperti jagung dan dedek, sangat melimpah. Selain itu sumber air di Desa Pule, terutama di Kecamatan Modo dan sekitarnya juga melimpah. “Disini bahan untuk pakan ternak melimpah. Sehingga ongkos produksi untuk pakan ternak bisa ditekan, “ ungkap Suharna.
Kelompok Ternak Barokah sendiri mendapat bantuan Program Gemerlap tahun 2014 sebanyak 3 ribu ekor ayam petelur. Dengan dikoordinir kelompok ternak, produksi telur hariannya rata-rata mencapai 90 persen atau sekitar 155 kilogram.
Telur produksi itu kemudian dijual di Pasar Modo. Padahal kebutuhan di Pasar Modo setiap harinya mencapai 400 kilogram, yang banyak disuplai dari Blitar. “Masih terbuka pasar yang sangat luas disini untuk perkembangan ternak ayam. Terlebih lagi harga dari kami sangat bersaing karena mampu menekan ongkos produksi dan transportasi, “ ujar dia.
Untuk menjaga keberlangsungan ternak milik kelompok tersebut, bersama Ketua Kelompok Ternak Barokah Suharto yang memiliki 23 anggota, keuntungan dari ternak itu dimasukkan ke Koperasi Barokah yang dibentuk warga.
“Dengan adanya koperasi ini, warga bisa memanfaatkan dananya untuk kegiatan simpan pinjam ketika ada kebutuhan mendesak untuk sekolah atau berobat. Sehingga bisa menjauhkan dari rentenir, “ jelas dia.
Selain itu, lanjut Suharna, kelompok ternak di tepian kawasan hutan ini sudah bersepakat bahwa sisa hasil usaha (SHU) dari koperasi itu akan digunakan untuk ongkos produksi pembelian ayam yang sudah afkir.
“Ayam petelur ini hanya bisa berproduksi hingga 18 bulan nanti, dan kemudian afkir. Jika tidak difikirkan sejak sekarang keberlanjutannya, kegiatan yang sangat bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan warga Pule ini hanya akan berlangsung selama 18 bulan, “ katanya memberi penjelasan.
Dia kemudian menyebut angka Rp 22 juta selama tiga bulan, sebagai keuntungan penjualan yang sudah bisa diraup dari beternak ayam ini. Itu juga karena didukung harga telur yang saat ini sangat tinggi, mencapai Rp 19 ribu perkilogram.
Berlimpahnya sumber bahan baku dan bukti kesuksesan ternak ayam petelur itu membuat Suharna berharap agar ada bantuan kegiatan peternakan lain melalui Program Gemerlap. Seperti peternakan sapi dan budi daya ikan.
Bupati Fadeli sendiri menyebut realitas di Desa Pule itu memang sesuai harapannya terkait Program Gemerlap. Yakni agar program bantuan untuk masyarakat pedesaan itu disesuaikan dengan potensi desa.
“Ketika programnya tepat sasaran seperti ini, melalui pengembangan ekonomi prodktif di desa, pendapatan masyarakat meningkat sehingga kesejahteraan juga ikut semakin baik. Di desa lain, kegiatan yang diberi stimulus berbeda lagi. Menyesuaikan dengan potensi yang ada di desa tersebut, “ pungkas dia. [yit]

Tags: