3 Warga Jatim Dideportasi Pemerintah Turki

IsisPolda Jatim, Bhirawa
Tiga Warga Negara Indonesia (WNI) asal jatim dideportasi Pemerintah Turki, atas dugaan keterlibatan dengan kelompok Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS). Selanjutnya ketiganya diterbangkan dan tiba Bandara Internasional Juanda Surabaya pada Rabu (13/1) kemarin.
Informasi diperoleh menyebutkan, tiga WNI yang dideportasi Pemerintah Turki itu adalah Afanfi Arifin (50) dengan nomor paspor A403035, Muhammad Rizqi Atthariq (14) dengan nomor paspor A4030353, dan Farida Sulistiawati (51) dengan nomor paspor A1574818. Ketiganya diamankan pihak berwenang Turki karena diduga terlibat jaringan ISIS, dan dideportasi ke Indonesia pada Selasa (12/1) lalu.
Selanjutnya, tiga terduga ISIS itu diterbangkan dari Malaysia menuju Bandara Juanda Surabaya dengan menggunakan pesawat Air Asia QZ-321. Terduga tiba di Terminal 2 Bandara Juanda sekitar pukul 11.30 siang. Menurut informasi yang diperoleh Bhirawa, ketiganya langsung dibawa ke Polda Jatim untuk dilakukan pemeriksaan.
Sayangnya, saat ditunggu Bhirawa sejak pukul 13.00 siang hingga pukul 16.30 sore, tak nampak satupun pergerakan dari tiga WNI ini. Sementara itu, usai mengikuti pemeriksaan ketiga WNI ini, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono kepada Bhirawa, Rabu (13/1) mengaku bahwa ketiganya digelandang ke ruang Direskrimum tepat pukul 16.00 sore.
“Ketiganya datang jam 4 sore, dan tidak ada pengawalan khusus dari tim kami, melainkan seperti pengunjung biasa. Selanjutnya, mereka menjalani pemeriksaan di Direskrimum Polda Jatim,” terang Argo kepada Bhirawa, Rabu (13/1).
Ditanya terkait keterlibatan ketiganya dengan kelompok ISIS, Argo mengaku penyelidik Direskrimum sedang menyelidiki dugaan tersebut. Sebab, lanjut Argo, ketiga WNI yang merupakan satu keluarga ini hanya sebatas plesir atau berkunjung di negara Turki. Nah, kebetulan kedatangan mereka bertepatan dengan pemilihan Presiden di Turki.
“Kepada penyelidik, ketiganya mengaku hanya berkunjung di negara Turki. Karena bertepatan dengan pemilihan Presiden di Turki, terpaksa ketiganya dideportasi,” jelas Argo.
Ditambahkan Argo, satu keluarga ini berasal dari Jakarta. Hanya saja terduga perempuan merupakan warga asli Jember. Karena bertepatan dengan pemilihan Presiden dan tidak terbukti sebagai kelompok radikal ISIS, ketiganya dideportasi oleh Pemerintah Turki.
“Meski tidak terlibat dengan ISIS, ketiganya tetap diperiksa oleh penyelidik kami,” pungkas pria asli Yogyakarta ini.
Sebelumnya, Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji mengaku akan terus memantau perkembangan kelompok radikal di Jawa Timur. Terutama baru-baru ini merebak isu organisasi Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) yang diduga berkaitan dengan kelompok-kelompok radikal. “Seluruh personel dan jajaran Polda Jatim saya perintahkan untuk mengawasi pergerakan kelompok yang merujuk ke kelompok radikal yang ada di Jatim,” tegasnya lalu. [bed]

Tags: