30 Kota Menengah Indonesia Menuju Kota Nyaman

12-NyamanJakarta, Bhirawa
Lebih dari 30 kota kelas menengah di Indonesia, akan tumbuh di atas 1 juta penduduk. Dengan resiko, tidak terpenuhinya kebutuhan warga, sehingga semakin menuntut perhatian semua pemangku kepentingan (stakeholder). Pemerintah perlu memberikan perhatian lebih, tidak hanya pada penyediaan infrastruktur. Tetapi juga kepada pembangunan kualitas hidup (quality of life) yang dilihat dari kenyamanan kota-nya.
“Indonesia sebagai bagian penting sistem kota-kota regional, memberikan komitmen untuk mendukung usaha-usaha nyata dalam perencanaan dan pembangunan kota yang berketahanan, dan smart.
Indonesia juga berkepentingan membangun dialog bagi pengambil kebijakan untuk mendesain kebijakan pembangunan kota berkelanjutan,” papar Wamen PU Hermanto Dardak dalam jumpa pers seusai mendampingi Menteri PU Djoko Kirmanto membuka Kongres Perkotaan Dunia 2014 (24-th EAROPH World Congress 2014) di Jakarta.
Hadir 30 Walikota dan Bupati dalam EAROPH Mayor Caucus yang dipimpin oleh Wagub DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama.
Hermanto Dardak yang diangkat sebagai Presiden EAROPH periode 2014-2016 lebih jauh mengatakan; Dalam lingkup nasional, tantangan perencanaan telah bergeser dari skala perencanaan makro kebijakan. Kepada perencanaan yang lebih teknis dalam lingkup rencana detail dan zoning. Hal ini di tandai dengan telah hampir selesainya penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.
“Tahap selanjutnya adalah pada skala Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di seluruh kawasan perkotaan dan kawasan strategis secara masif di seluruh wilayah Indonesia. Untuk itu para Walikota berperan penting sebagai pemimpin dalam mewujudkan kota yang layak huni dan berkelanju tan di dunia,” tambah Hermanto.
Ketum IAP (Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia) Bernandus Djonoputro melihat walaupun berbagai persoalan perkotaan seperti macet, biaya hidup mahal, infrastruktur kurang berkualitas. Namun kota kota menengah di Indonesia, justru mengeliat menjadi lebih nyaman.
Dari survey selama 2 tahun yang dilakukan IAP, menunjuk kan kenyamanan di 7 kota berada diatas rata-rata index kenyamanan kota secara nasional. Yakni pada angka 63.62 untuk kota Balikpapan, Solo, Malang, Yogyakarta, Bandung, Makasar, dan Palembang.
“Warga kota menempatkan ekonomi dan faktor kebersihan sebagai faktor paling penting yng menentukan tingkat kenyamanan. Kota Balikpapan secara signifikan berada diatas rata-rata nasional untuk aspek tata kota dan pengelolaan lingkungan diban dingkan kota lain. Kota menengah seperti Solo, Malang dan Samarinda, merupakan kota yang dianggap secara keRuangan dan Lingkungan, terkelola dengan aik,” tutur Bernandus yang diangkat sebagai Wakil Presiden EAROPH mendampingi Hermanto Dardak.  [ira]

Teks foto : Kota Malang menjadi salah satu Kota di Indonesia yang memiliki indeks kenyamanan di atas rata-rata nasional. Tampak warga Kota Malang saat berolahraga pagi di kawasan Jalan Ijen yang berada di pusat kota.

Tags: