30 Menit Kerjakan Soal, Dua Kali Ganti Token

Jelang pelaksanaan UNBK, Kepala Dindik Surabaya Ikhsan memantau proses geladi bersih di SMAN 16 Surabaya, Rabu (23/3). [adit hananta utama]

Jelang pelaksanaan UNBK, Kepala Dindik Surabaya Ikhsan memantau proses geladi bersih di SMAN 16 Surabaya, Rabu (23/3). [adit hananta utama]

Dindik Surabaya, Bhirawa
Persiapan sekolah jelang pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) nyaris saja sempurna. Sayang, satu kendala tiba-tiba muncul saat geladi bersih dilakukan di sejumlah sekolah di Surabaya, Rabu (23/3) kemarin.
Siswa harus beberapa kali menghadapi sistem yang tiba-tiba log out secara otomatis di tengah-tengah proses pengerjaan soal. Seperti yang dialami Amalia Dian, siswa SMAN 16 Surabaya itu sudah harus melakukan log in dua kali ketika baru 30 menit mengerjakan soal. Setiap log in, dia pun membutuhkan nomor token baru dari progtor.
Amalia mengakui, dia harus mengulang log in lantaran komputer terlalu lama tidak digunakan. Sehingga, sistem secara otomatis mengalami log out. “Terlalu lama menghitung soal matematika di kertas. Jadi komputernya tidak tersentuh cukup lama terus me-log out sendiri,” tutur Amalia.
Problem log out otomatis semakin tidak bersahabat lantaran bisa menghubung ke komputer peserta lain. Dimas Dananjaya, teknisi UNBK SMAN 16 mengakui, pelaksanaan UNBK secara umum sudah relatif lancar. Sinkronisasi server, mengunduh soal dan mengunduh token berlangsung dengan baik. Tinggal permasalahan log out otomatis kalau terlalu lama komputer tidak digunakan. “Kalau ada satu yang log out, beberapa akhirnya mengalami hal serupa. Sehingga harus log in lagi,” kata dia. Jika token lama bisa digunakan, kata Dimas, log in ulang tidak perlu token baru.
Kepala SMAN 16 Hari Sutanto menambahkan, di sekolahnya terdapat 381 siswa kelas XII dengan jumlah komputer sebanyak 140 unit. Dengan perangkat sebanyak itu, pihaknya dapat melaksanakan UNBK dalam tiga sesi setiap hari. Satu sesi masing-masing akan diikuti oleh 127 peserta.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya Ikhsan menuturkan, setiap komputer memiliki time out season selama tidak digunakan. Jika sudah melebih masa time out itu, sistem komputer secara otomatis akan keluar. “Jadi ketika siswa menghitung soal matematika, saat itu dia berada dalam time out season yang memang dibatasi oleh sistem,” tutur Ikhsan.
Persoalan ini, lanjut Ikhsan, akan menjadi masukan bagi Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik). Sehingga pada hari-H pelaksanaan tidak ada lagi hal semacam ini. “Perlu penyesuaian masa time out. Khususnya untuk mata pelajaran yang membutuhkan proses hitung-hitungan,” tutur mantan Kepala Bapemas dan KB Surabaya itu.
Selain penyesuaian, siswa juga perlu mencermati masa time out yang tersedia. Setidaknya siswa harus menggerakkan kursor, itu sudah cukup untuk menghindari log out  otomatis. “Yang terpenting siswa tahu penyebabnya jadi tidak panik,” kata Ikhsan.
Para siswa, kata dia, juga bisa melanjutkan mengerjakan soal tanpa harus mengulangi lagi jawabannya. “Waktunya juga tidak akan terkurangi ketika terjadi log out. Jadi siswa juga tidak dirugikan,” pungkasnya. [tam]

Tags: