30 Persen Pasien Gagal Ginjal Meninggal di Kabupaten Sidoarjo

Bupati Saiful Ilah dan Wakilnya Nur Ahmad Syaifuddin melihat pasien cuci darah/hemodialisis. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Pasien gagal ginjal yang memerlukan transfusi darah kini sangat banyak, mencapai sekitar 400 pasien yang berobat ke RSUD Sidoarjo. Sementara yang meninggal sebanyak 30 persennya.
Itulah ungkapan Dirut RSUD Sidoarjo, dr Atok Irawan Sp P saat peresmian Gedung Hemodialisis RSUD Sidoarjo oleh Bupati Sidoarjo Saiful Ilah, kemarin (31/1).
Menurut dr Atok, sebelumnya RSUD Sidoarjo hanya memiliki 23 mesin Hemodialisis. Dengan jumlah mesin itu hanya mampu melayani 170 pasien secara optimal setiap harinya. Namun kini RSUD Sidoarjo telah memiliki 60 mesin. Ditargetkan ada 100 mesin yang harus dimiliki RSUD Sidoarjo.
“Targetnya kan bisa 100 mesin kayak di RS Dr Sutomo, dan RSUD Sidoarjo bisa 60 mesin karena SDM yang mengoperasikan hanya mampu 60 mesin,” ujarnya.
drAtok juga mengatakan gagal ginjal menjadi kematian yang tertinggi di RSUD Sidoarjo yakni mencapai 30% pasien. Sehingga RSUD Sidoarjo ingin memberikan pelayanan yang standard kepada pasien gagal ginjal. Salah satunya penambahan mesin hemodialysis.
Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah, berharap pembangunan gedung itu mampu meningkatkan pelayanan pasien RSUD Sidoarjo. Pelayanan secara optimal diharapkan mampu diberikan. Dikatakan jumlah pasien di RSUD Sidoarjo semakin bertambah. RSUD Sidoarjo sendiri menjadi rujukan dari RS kabupaten lain. Seperti dari RS Mojokerto maupun Pasuruan.
Bupati Saiful Ilah juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh jajaran manajemen RSUD Sidoarjo. ”Pasalnya tidak hanya sekali ini saja, saya datang untuk meresmikan bangunan baru milik RSUD Sidoarjo. Tahun 2018 lalu, saya juga meresmikan gedung Instalasi Gawat Darurat. Semua itu dilakukan tidak lain untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat,” jelas Bupati Saiful Ilah. [ach]

Tags: