30 Siswa Mundur UN SMP di Kab.Mojokerto

Wabup Mojokerto Pungkasiadi didampingi Kadisdik Yoko Priyono Sidak di SMPN Sooko, Selasa (10/5) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Wabup Mojokerto Pungkasiadi didampingi Kadisdik Yoko Priyono Sidak di SMPN Sooko, Selasa (10/5) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

(Total 38 Siswa Tak ikut UN)
Kab Mojokerto, Bhirawa
Sebanyak 30 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kab Mojokerto mundur sebagai peserta tak  Ujian Nasional (UN) tingkat SMP. Mereka dinyatakan mundur setelah tak memberikan kepastian sebagai peserta UN setelah dimasukan dalam nominasi peserta UN awal tahun lalu.
Selain mundur, ada peserta lain yang tak ikut ujian karena sakit dan enam siswa diketahui meninggal dunia. Kepastian jumlah peserta yang tidak ikut UN itu terungkap saat Sidak UN Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi, di SMPN 1 Sooko, Selasa (9/5) kemarin.
”Dari data Dinas Pendidikan, diketahui sebanyak 38 siswa tidak ikut UN. Rinciannya,  30 siswa mundur, dua sakit dan enam siswa meninggal dunia,” terang Wabup, usai Sidak hari kedua UN SMP, kemarin.
Wabup menjelaskan, jumlah itu dinilai masih lumrah. Pasalnya, UN SMP di Kab Mojokerto diikuti 16.128 siswa dari 199 sekolah yang tersebar di seluruh wilayah Kab Mojokerto. ”Jumlahnya masih wajar lah, itu kan hanya nol sekian persen saja,” tegas Wabup.
Sementara itu, dari pantauan wartawan di lokasi, Sidak di SMPN 1 Sooko ini dimulai pukul 07.00 WIB. Dengan didampingi Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah serta Kepala Bagian Humas dan Protokol Kab Mojokerto, Wabup Pungkasiadi lantas mendatangi kelas yang menampung peserta ujian satu persatu.
Khawatir mengganggu konsentrasi siswa, Wabup mengawasi peserta UN hanya melalui pintu saja. ”Biarkan mereka konsentrasi penuh, kita cukup melihat di pintu ini saja. Kalau kita masuk kedalam, nanti mengganggu,” seru Wabup.
Puas memantau kesiapan UN, Wabup lantas memberi pesan agar siswa tetap tenang dalam menjalani ujian. ”UN kali ini kan gak seperti UN tahun-tahun sebelumnya. Sebab, saat ini kelulusan ada di tangan sekolah. Jadi siswa gak usah panik atau takut yang berlebihan kalau nanti enggak lulus,” ucapnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kab Mojokerto, Yoko Priyoko menyebut, UN kali ini bukan jaminan mutlak untuk kelulusan. UN  dilakukan hanya untuk pemetaan guna melihat potensi siswa serta sebagai tolak ukur di suatu wilayah demi meningkatakan mutu pendidikan. ”Tapi siswa tak boleh santai lho, intinya tetap harus serius belajar dan fokus mengerjakan soal. Karena hasil UN juga menentukan nilai akhir mereka,” tegasnya.
Yoko menjelaskan, kelulusan saat ini yang menentukan dan melakukan penilaian dari sekolah masing-masing. ”Kriteria penilaiannya diambil dari tingkat kehadiran siswa 90%, telah menyelesaikan seluruh mata pelajaran, mengikuti ujian kompetensi disekolah, ikut dalam Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan terakhir ikut dalam UN,” pungkasnya. [kar]

Tags: