31 Kecamatan se-Surabaya Ikuti Lomba KPM

pekerja-di-kampung-kue-Rungkut-Lor-II-saat-memproduksi-kulit-kebab-dikunjungi-tim-juri-KPM-2015.-[geh/bhirawa]-

pekerja-di-kampung-kue-Rungkut-Lor-II-saat-memproduksi-kulit-kebab-dikunjungi-tim-juri-KPM-2015.-[geh/bhirawa]-

Surabaya, Bhirawa
Lomba  Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) 2015 masuk proses penilaian lapangan. Dari 31 Kecamatan yang ada di Surabaya, tim juri sudah mengunjungi tujuh kecamatan. Kali ini, Selasa (5/5) juri yang terdiri dari Bapemas-KB, Bappeko, dan PNPM Mandiri mendatangi kawasan di Rungkut Lor yakni kampung kue.
Kabid  Pemberdayaan Masyarakat  Bapemas-KB Kota Surabaya, Zainul arifin mengatakan, lomba KPM ini sudah digelar kedua kalinya. Pemberdayaan masyarakat di setiap Kelurahan adalah upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat yang meliputi aspek ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup.
” Kita (Pemerintah) butuh masyarakat yang bisa membantu pemerintah, minimal masyarakat bisa mandiri. Saat ini proses penilaian lapangan, nanti ditingkat kota diambil 3 laki dan 3 perempuan. Setelah itu diserahkan ditingkat provinsi untuk diikutkan secara nasional. Hal ini menganut Permendagri no 7 th 2007 tentang pemberdayaan masyarakat,” ujar Zainul pada Bhirawa saat mengunjungi kampung kue di Rungkut Lor II.
Zainul menambahkan, ada tiga tahapan dalam lomba KPM 2015 mulai profil, administrasi, paparan, dan lapangan. Setelah tahapan-tahapan tersebut selesai, bagi pemenang nantinya diumumkan saat puncaknya hari jadi Kota Surabaya yang ke-722. ” Nanti diumumkan langsung oleh Bu Wali Kota (Tri Rismaharini) saat HUT Kota Surabaya di Balai Kota,” tambahnya.
Salah satu pendiri UKM, Choirul Mahpuduah mengatakan, warga kampung kue yang sebagian besar hidup dari produksi kue mulai bekerja sejak pukul 02.00 WIB. Dengan 65 pengrajin kue, setiap hari bisa menghasilkan omset penjualan rata-rata Rp 25 juta.
“Mereka awalnya ikut biar ada tambahan penghasilan, namun sekarang bukan penghasilan tambahan tapi penghasilan utama,” kata Choirul di kediamannya di Kampung Kue Rungkut Lor.
Choirul membeberkan, Kampung kue kemudian berbentuk unit usaha yang didirikan sejak tahun 2000 tersebut berupaya menjalankan produksi dengan iuran bersama. Hal ini dilakukan agar terbebas dari rentenir sehingga bisa berusaha tanpa terlilit utang.
Choirul mengatakan awalnya yang masuk menjadi anggota adalah para pendatang ke Surabaya yang membutuhkan penghasilan. Masuk dalam UKM itu hanya dibutuhkan sumbangan masuk Rp 50 ribu dan iuran bulanan Rp 5 ribu perak. Dengan pesanan dari pengecer, toko kue hingga supermarket mereka mendapatkan modal dan untung yang bisa menghidupi keluarga.
Ditambahkannya, di kas unit usaha yang sedang disiapkan menjadi koperasi kini sudah ada sekitar Rp 24 juta sebagai dana tetap selain operasional yang didapatkan dari pesanan tiap hari. Lebih dari 70 jenis kue bisa diproduksi Kampung Kue setiap hari dengan variasi harga Rp 800 hingga Rp 3500.” Rata-rata bisa produksi 25 ribu kue setiap hari,” terangnya.
Sementara itu, Camat Rungkut, Ridwan Mubarun berharap, lomba Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) 2015 ini warga Rungkut bisa terus mempertahankan wirausahanya. Selain itu, kader tersebut juga bisa menggerakkan masyarakat sekitar agar lebih pandai berwirausaha.
” Kader itu bisa menggerakkan masyarakat agar lebih pintar dan berjiwa wirausaha. Selain itu juga ada kader kesehatan, lingkungan, dan posyandu,” terangnya ketika ditemui Bhirawa saat mendampingi tim juri lomba KPM 2015.
Untuk diketahui, ada sepuluh besar yang jadi jujukan tim juri lomba KPM 2015 yakni Kecamatan Benowo, Pakal, Asem Rowo, Bulak, Gubeng, Rungkut, Gunung Anyar, Tandes, dan Wiyung. (geh)

Tags: