310 Siswa Kelas XII SMAMDA Ikuti Uprak Manasik Haji

Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, Ustadz Astajab menjelaskan kepada Theodor Schonning Frandsen dan Yura Shimizu yang meminta penjelasan seputar Manasik Haji, sedangkan Tais Suchara mengambil gambar dengan latar belakang aktifitas thawaf para siswa. [trie diana]

Surabaya, Bhirawa
Ujian Praktik (Uprak) Manasik Haji menjadi salah satu syarat wajib bagi siswa kelas XII SMA Muhammadiyah 2 Surabaya sebelum mengikuti Ujian Nasional (UN) pada awal April mendatang. Uprak Manasik Haji digelar di Asrama Haji, Sukolilo, Surabaya, Sabtu (16/2) oleh 310 siswa. Menariknya, tidak hanya siswa kelas XII, kegiatan ini diikuti oleh dua siswa asing serta guru magang asal Jepang.
Siswa magang asal Denmark, Theodor Schonning Frandsen dan Tais Suchara Staloch asal Brazil, sedangkan guru dari Jepang, Yura Shimizu yang mengajar Bahasa Jepang ini juga ingin tahu. Bagaimana para siswa harus melakukan praktik manasik haji bagi umat Islam ini.
Menurut Kepala SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, (SMAMDA) Ustadz Astajab SPd MM, selain sebagai salah satu syarat kelulusan, Uprak Manasik Haji ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan dan pemahaman para siswa terkait tata cara dan pelaksanaan ibadah haji sesuai rukun dan syaratnya. Sehingga setelah lulus, siswa SMAMDA mempunyai bekal pengetahuan yang cukup terkait Ibadah Haji.
“Ya meskipun para siswa ini belum ada niatan untuk melaksanakan Ibadah Haji atau Ibadah Umroh ke Tanah Suci Mekah. Tetapi sebagai sekolah Islam kami para guru harus memberikan dan membekali ilmu tentang pelaksanaan ibadah haji bagi siswa-siswi kami sebelum lulus. Sehingga mereka tahu tata cara dan pelaksanaan ibadah haji sesuai rukun dan syaratnya,” papar Ustadz Astajab ditemui di sela-sela Uprak.
Sementara itu, Wakil Kepala Kesiswaan Drs Sulaiman MA yang juga guru Ismuba (Al Islam, Kemuhammadiyaan dan Bahasa Arab) menambahkan, kreteria penilaian meliputi, ketepatan waktu kehadiran peserta sesuai ketentuan, membawa perlengkapan alat atau sarana Uprak Manasik Haji sesuai ketentuan, kelancaran bacaan doa – doa manasik haji, kekompakan gerakan kelompok dan kekhusyuan peserta, kedisiplinan dan ketertiban, mengikuti kegiatan seluruh materi sampai tuntas, serta keseriusan, peserta yang bersedia ditunjuk penguji menjadi ketua kelompok dan baik mendapat nilai lebih dari peserta lain dengan tetap memperhatikan sampai tuntas dengan baik.
“Maka semua urutan rangkaian Uprak Manasik Haji harus diikuti para siswa. Sebab jika peserta tidak memenuhi ketentuan maka nilai peserta dikurangi 10 per itemnya. Dan jika peserta melanggar larangan dan ketentuan yang sudah ditetapkan para penguji, maka dinyatakan tidak lulus,” jelas Ustadz Sulaiman.
Materi Uprak meliputi bacaan – bacaan dan doa, membaca niat, membaca talbiyah, melakukan Thawaf, Sai, melempar Jumroh dan Tahalul atau memotong rambut. Dalam Uprak Manasik Haji ini dibagi menjadi dua kelompok. Untuk para siswi Uprak digelar pukul 06.30 – 09.30 WIB, sedangkan para siswa digelar pukul 09.30 – 12.30 WIB.
Humas SMAMDA, Ustadzah Tanti Puspitorini SPd menambahkan, meski dua siswa asing dan guru asal Negera Jepang itu non muslim tetapi ada keinginan untuk thawaf atau memutari miniatur Kabah yang ada di Asrama Haji, sebagaimana dilakukan para siswa. Bahkan, para siswa dan guru asing itu juga sempat bertanya, di dalam Kabah itu isinya apa. Mengapa membawa batu dan melemparkannya (lembar jumroh), serta ada berapa tahapan aktivitas yang harus dilakukan para siswa.
“Meski mereka (dua siswa asing dan guru asal Jepang) itu non muslim, tetapi mereka juga ingin ikut prosesi Manasik Haji. Dan menanyakan beberapa hal seputar Kabah dan aktivitas manasik haji yang harus dilakukan para siswa,” tandas Ustadzah Tanti.
Selain membekali para siswa dengan Manasik Haji. SMAMDA juga ada Program studi ekskursi yakni berkunjung di beberapa sekolah dan universitas yang ada di Istambul, Turki dan berkunjung di Madinah. Selain Ibadah Umroh di Tanah Suci Mekah, Arab Saudi. [fen]

Tags: