35 Meter Lantai Jembatan Rusak dan Harus Diperbaiki

Kepala BBPJN I Ketut Dharma Wahana bersama Anggota Komisi V DPR RI, Sadarestuwati, meninjau Jembatan Ploso, Jombang, Selasa (27/12). [ramadlan]

Kepala BBPJN I Ketut Dharma Wahana bersama Anggota Komisi V DPR RI, Sadarestuwati, meninjau Jembatan Ploso, Jombang, Selasa (27/12). [ramadlan]

Jembatan Ploso Masih Layak Hingga 20 Tahun
Jombang, Bhirawa
Keluhan warga pengguna jalan raya Ploso – Babat yang mengkhawatirkan kondisi jembatan Ploso Jombang mendapat respon dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Surabaya. Kepala BBPJN, I Ketut Darmawahana, bersama anggota Komisi V DPR RI Sadarestuwati, Selasa (27/12) siang meninjau langsung kondisi jembatan.
Peninjauan jembatan yang menjadi jalur utama kendaraan yang menghubungkan Jombang menuju Babat Lamongan dan Tuban itu guna mengecek langsung kondisi jembatan yang dibangun sejak 2013 lalu.
Dalam peninjauan kondisi jembatan, I Ketut Darmawahana bersama Hj Sadarestuwati sempat terjuna ke Sungai Brantas dengan menggunakan perahu karet milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Jombang untuk mengamati kondisi fisik jembatan dari tepi Sungai Brantas, tepat di bawah jembatan Ploso di sebelah selatan sungai.
“Kami belum melihat secara penuh ini. Tapi sepintas, lantainya memang sudah harus diganti, banyak yang keropos meskipun kerangka dan struktur masih utuh. Panjang lantai yang rusak sekitar 35 meter,”ujar Ketut, kepada sejumlah awak media yang mengikuti.
Dikatakannya, untuk perbaikan lantai merupakan pekerjaan ‘simple’.  “Tinggal bongkar lantai, dicor ulang selesai. Namun untuk melihat kerusakan lebih detil, apakah struktur baja ada yang kena di simpul-simpul perlu penelitian lebih detil,” tambah Ketut Darmawahana.
Menurut Ketut, jembatan Ploso yang melintasi sungai brantas sekitar 100 meter itu  kondisinya masih bisa bertahan hingga 20 tahun ke depan. Karena secara statistik jembatan yang dibangun pada 1986 tersebut mampu bertahan hingga 50 tahun. ” Tapi untuk memastikan kondisinya akan dilakukan kajian juga oleh provinsi, melalui foto dan video yang menunjukan retakan jembatan, termasuk kajian terhadap kondisi tiang pancang. Apakah di bawah tiang-tiang tersebut terjadi pergeseran atau tidak,”tandasnya.
Sementara itu, Sadarestuwati anggota DPR RI dari Komisi V, mengungkapkan pihaknya akan terus mendorong kepada pemerintah untuk mewujudkan pembangunan jembatan Ploso baru. Karena hingga saat ini rencana pembangunan jembatan Ploso yang baru masih dalam tahap pembebasan lahan.” Pembangunan jembatan Ploso baru sangat diperlukan guna menyokong perkembangan ekonomi utara Brantas. Selain itu guna mengatasi kemacetan lalulintas, terutama pada hari libur akibat sempitnya jembatan,”ujarnya berjanji.
Seperti diketahui, beberapa minggu ini, jembatan ploso sering mengalami kemacetan, disamping itu kendaraan dengan tonase tertentu dilarang melewati jembatan karena kondisinya sedikit mengalami kerusakan.
Untuk mengurai kemacetan, yang sering terjadi khususnya saat liburan dan hari raya, pemerintah telah menyiapkan jembatan baru yang berada tidak jauh dari Jembatan Ploso lama. Pembanguna jembatan baru sudah mulai dibangun 2013. Dananya sharing tiga pihak. Pemkab Jombang dan Pemprov Jatim untuk pembebasan lahan, dan anggaran bangunan fisik jembatan dari pusat.  Namun pembangunan jembatan Ploso man dek sejak 2014, karena terkendala pembebasan lahan. Kondisi terakhir, baru tiga tiang pancang yang rampung dikerjakan sejak pertengahan 2014.
Sedangkan konstruksi lainnya mangkrak tak tergarap. Akibat itu pula, dana dari pusat Rp 23 miliar tahun 2015 tak terserap. Tahun ini pusat tak menganggarkan karena pembebasan lahan belum tuntas. [rur]

Tags: