350 Warga Desa Pepelegi Sidoarjo Terkena Dampak Ekonomi Covid-19

Pekerja korban PHK dapat bantuan Sembako dari Pemkab Sidoarjo.n alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Selain dampak kesehatan, pandemi Covid-19 yang terjadi di Kab Sidoarjo, khususnya di Desa Pepelegi Kec Waru, hingga saat ini juga telah menimbulkan dampak ekonomi yang negatip, pada kurang lebih 350 kepala keluarga (KK ) di desa yang padat penduduk itu.

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Desa Pepelegi Kec Waru, Wuryanto SH, menuturkan jumlah warga yang terdampak kurang bagus secara ekonomi itu, ada dari pekerja yang di-PHK, pekerja yang dirumahkan dan para pemilik warung kecil yang harus menutup sementara usahanya, karena ada pandemi Covid-19.

“Mereka ada yang tinggal di lingkungan desa dan di lingkungan perumahan,” komentar Wuryanto, Selasa (9/6) kemarin.

Menurutnya total keseluruhan warga Desa Pepelegi Kec Waru itu ada sebanyak 16.000 KK. Di desa itu, selain lingkungan desa, disana ada lebih dari 5 lingkungan perumahan.

Jumlah 350 KK yang terdampak ekonomi tersebut, lanjut mantan pejabat di Pemkab Sidoarjo itu, diluar warga Desa Pepelegi yang telah mendapat bantuan Pemerintah. Ada dari BLT -DD sebesar Rp600 ribu/orang, selama tiga bulan, April, Mei dan Juni.

Juga diluar warga yang masih mendapat bantuan sosial tunai atau BST dari Kemensos sebesar Rp600 ribu/orang, selama tiga bulan, nanti pada akhir tahun 2020 ini. Namun berapa jumlah KK nya, dirinya mengaku tidak hafal.

Sebanyak 350 KK yang tidak mendapat bantuan dari Pemerintah itu, lanjut Wuryanto, sementara ini akan mendapatkan bantuan Sembako yang dihimpun dari warga Desa Pepelegi sendiri dan dari sejumlah yayasan.

Saat ini jumlah bantuan yang berhasil dihimlun tersebut masih ada sebanyak 170 paket. Karena jumlahnya masih kurang, kata Wuryanto, hingga saat ini masih belum dibagikan. Jenis bantuan yang berhasil dihimpun itu, ada beras, minyak goreng dan mie instan.

Menurutnya bantuan sementara, bagi 350 KK itu, bisa berbentuk Sembako. Karena saat ini mereka belum ada pemasukan. Tetapi kalau terlalu lama, tentu saja lapangan kerja.

Maka itu, dirinya sangat berharap kondisi new normal yang akan dijalankan Pemerintah, akan bisa menormalkan kembali kondisi ekonomi seperti semula. Agar masyarakat bisa beraktivitas kembali.

Sementara itu, di Kelurahan Wonocolo Kec Taman, menurut Drs Nurkholis, Kepala Kelurahan Wonocolo, di wilayahnya dari sebanyak 895 KK, warga yang terdampak ekonomi ditaksir mencapai 60%.

Mereka, kata Nurkholis, kebanyakan para pedagang di sejumlah pasar tradisional di wilayah kecamatan itu. Ada pedagang yang tidak berjualan lagi, tapi juga ada pedagang yang masih berjualan.

“Kegiatan ekonomi tidak boleh berhenti, walau masih ada pandemi Covid-19. Caranya harus tetap melakukan Protap kesehatan,” katanya.

Informasinya dari OPD terkait yakni Disperindag Kab Sidoarjo, akan menerapkan cara ganjil genap untuk operasional kegiatan di lingkungan pasar. Namun sampai saat ini dirinya tidak tahu kapan akan dijalankan. (kus)

Tags: