37 Dusun di 15 Desa Kab Probolinggo Dilanda Kekeringan

Bantuan air bersih dari Pemprov Jatim diberikan untuk desa krisis air bersih di Kabupaten Probolinggo. [wiwit agus pribadi]

Desa Krisis Air Bersih Makin Banyak
Probolinggo, Bhirawa
Hujan telah mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Probolinggo. Namun hal itu tidak berdampak signifikan terhadap jumlah air bersih. Bahkan sampai dengan Minggu (11/10), dampak kemarau semakin meluas.
Tercatat sebanyak 18 desa mengalami kesulitan air bersih. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo kemudian memfasilitasi pemenuhan air bersih di wilayah krisis air terdampak musim kemarau. Dengan melakukan dropping air bersih untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Rupanya Dampak kekeringan Semakin meluas menjatuhkan udara Terus Kami lakukan. Saat ini wilayah Tiris dan Kuripan mulai bersurat, meminta untuk dikirim air bersih, “ujar Personel Pusat Pengendalian Operasi-Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Kabupaten Probolinggo, Silvia Verdiana, Minggu (11/10).
Beberapa hari lalu pengiriman air bersih dilakukan di wilayah Kecamatan Tiris yakni Desa Tulupari serta wilayah Kecamatan Kuripan di Desa Kedawung dan Desa Jatisari. Pengiriman sebanyak 6.000 liter air bersih dilakukan di masing-masing desa untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga. “Ini wilayah baru, namun sebelumnya sudah kami petakan berdasarkan data tahun lalu. Oleh karena itu, begitu ada permintaan langsung, kami melakukan pengiriman sesuai kebutuhan warga, “katanya.
Silvia menjelaskan, hingga saat ini telah melakukan pengiriman air bersih kepada 18 desa di 9 kecamatan. Wilayah tersebut merupakan kecamatan yang rutin mengajukan permohonan pengiriman air bersih saat kemarau datang. Sebab pemberitaan di desa semakin menyusut dan tidak mampu memenuhi kebutuhan warga.
Setiap permohonan pengiriman air bersih, lanjut Silvia, tidak semua disetujui oleh BPBD. Sebab setelah desa bersurat kepada BPBD, terlebih dahulu akan dilakukan survei wilayah terdampak. Proses mana pengiriman akan dilaksanakan setelah melalui proses validasi.
“Permohonan nanti kami validasi untuk siaga apakah wilayah tersebut benar-benar mengalami krisis udara atau tidak. Selama sumber udara masih lancar dan tidak ada keluhan dari masyarakat berarti tidak perlu dikirim, “ujar personel Pusdalops-PB.
Dampak musim kemarau di Kabupaten Probolinggo, semakin meluas. Jumlah desa yang meminta bantuan air bersih bertambah. Kini, datang dari Desa Bulujaran Lor dan Desa Tegalsono, Kecamatan Tagalsiwalan.
Lebih lanjut Silvia Verdiana mengatakan, dampak kekeringan telah meluas sampai ke Kecamatan Tegalsiwalan. “Sebanyak 3 wilayah (kecamatan) sudah terdampak musim kemarau. Berawal dari daerah timur dan kini wilayah barat mulai terdampak,” ujarnya.
Hampir setiap hari BPBD mengirim air bersih ke Kecamatan Tegalsiwalan. Yakni, 5.000 liter ke Dusun Gunung Tempah, Desa Bulujaran Lor dan 6.000 liter ke Dusun Bandungan, Desa Tegalsono. “Wilayah kecamatan baru-baru ini bersurat meminta dilakukan pengiriman air bersih, ini segera kami respon. Mengingat, air bersih sangat diperlukan warga,” katanya.
Pada hari yang sama, BPBD juga mengirim air bersih sebanyak 6.000 liter ke Dusun Runggeng, Desa Gununggeni, Kecamatan Banyuanyar. Wilayah ini merupakan wilayah terparah. Cadangan air di desa semakin menyusut dan tidak mampu memenuhi kebutuhan warga. “Khusus Desa Gununggeni, dropping air bersih dilakukan secara rutin. Sejauh ini sudah dilakukan 8 kali dropping air bersih,” jelasnya.
Silvia menuturkan, berdasarkan data, pengiriman air telah dilakukan ke Kecamatan Gading, Kecamatan Banyuanyar, dan Kecamatan Tegalsiwalan. Dampak kemarau diprediksi akan terus meningkat, sebab kini baru masuk awal musim, sehingga dampaknya belum begitu luas. “Dampak yang ditimbulkan tergantung lamanya musim. Berdasarkan data tahun lalu, beberapa wilayah kami waspadai. Namun, saat ini masih belum ada permintaan dropping air bersih,” ujarnya.
Di bulan Oktober ini, dampak kekeringan di Kabupaten Probolinggo terus meluas. Total ada 37 dusun di 15 desa mengalami kekeringan dampak musim kemarau. Diperkirakan, wilayah terdampak kekeringan semakin meluas. Sebab, awal musim hujan di Kabupaten Probolinggo diprediksi turun mulai akhir November mendatang, walaupun saat ini pada Sabtu (10/10) kemarin sudah turun hujan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Anggit Hermanuadi melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Sugeng S. Prayoga mengaku, desa terdampak kekeringan terus meluas. Terakhir, kekeringan terjadi di 37 dusun yang ada di 15 desa di 7 kecamatan. “Kami terus menjatuhkan air bersih di desa yang terdampak kekeringan secara bergilir,” katanya.
Sugeng mengaku, pihaknya mengajukan bantuan droping air bersih ke Pemprov Jatim dan telah terealisasi. Sejak beberapa hari lalu, sudah ada lima armada truk tangki yang droping air bersih ke desa terdampak kekeringan di Kabupaten Probolinggo. “Total ada 9 armada truk tangki yang turun untuk menjatuhkan air bersih. Empat armada dari BPBD Kabupaten Probolinggo dan 5 armada dari Pemprov Jatim, “terangnya.
Meski demikian menurut Sugeng, jumlah dusun yang terdampak kekeringan masih di bawah prediksi. Pada awal 2020, BPBD melakukan pemetaan sesuai potensi dampak kekeringan yang terjadi tahun sebelumnya. Ada 72 desa di 16 kecamatan yang mengalami kekeringan.
“Sekarang instruksi jauh dari prediksi. Namun, kami perkirakan dampak kekeringan akan semakin meluas. Karena, musim kemarau diperkirakan masih berlangsung hingga bulan depan. Prakiraan cuaca, Kabupaten Probolinggo turun hujan awal November, “ungkapnya.
Sejauh ini BPBD Kabupaten Probolinggo telah mendistribusikan air bersih 1.050.000 liter lebih. Data yang dihimpun “Bhirawa” menyebutkan, dropping air bersih itu dilakukan selama 65 hari. Dropping air bersih menggunakan empat armada truk tangki sebanyak 1.050.000 liter lebih untuk 55.250 jiwa warga.lebih
“Kami distribusi air bersih sesuai surat permintaan yang masuk dari desa melalui kecamatan. Supaya, dropping air bersih itu tepat sasaran. Mengingat, desa yang terdampak kekeringan lumayan luas,” tambahnya. [wap]

Tags: