375 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Tampak Kepala Dinas Pengairan Karna Suswandi gotong royong bersama warga membersikan saluran irigasi yang terkena longsor. [Samsul Tahar]

Tampak Kepala Dinas Pengairan Karna Suswandi gotong royong bersama warga membersikan saluran irigasi yang terkena longsor. [Samsul Tahar]

Longsor di Bondowoso
Bondowoso, Bhirawa
Tingginya curah hujan yang mengguyur Bondowoso sepanjang siang hingga malam kemarin menyebabkan longsor yang mengakibatkan saluran irigasi untuk 7 desa menjadi tertutup, sehingga sedikitnya 375 hektar sawah warga terancam gagal panen.
Saluran irigasi tersebut tepatnya di DAM Blimbing Desa Petung Kecamatan Pakem Bondowoso, sehingga untuk mengatasi kejadian tersebut juru pengairan langsung melaporkan kepada Dinas Pengairan untuk mendapat penanganan agar irigasi pertanian tidak terganggu.
Menurut Miarjo selaku Juru Pengairan Bukor, saat itu dirinya selaku petugas sedang bertugas sesuai standart operasi dan prosedur (SOP), yaitu kalau hujan deras, pintu pengambilan bendung harus ditutup. Setelah selesai tutup ternyata diatas sudah terjadi longsor akibat curah hujan yg tinggi.
“Hujan disini deras sekali, makanya saya khawatir dan segera melakukan penutupan, baru sebentar saya tinggal diatas terdengar suara gemuruh, saya berlari untuk melihat dari jarak jauh,” katanya, Kamis (22/12).
Melihat kejadian longsor tersebut menurut Miarso, ternyata menimbulkan penutupan pada saluran induk irigasi, sehingga pihaknya menghubungi ketua Ketua Gabungan Himpunan Petani Pemakai Air (G HIPPA) Blimbing Jaya dan segera melaporkan ke Dinas Pengairan.
Mendengar laporan tersebut Karna Suswandi selaku Kepala Dinas Pengairan segera melakukan rapat koordinasi dengan para kabidnya, diantaranya Henry Kuarniawan selaku kabid Operasi dan Pemeliharaan dan Hergiar Yuli P selaku Kebid Perencanaan, mereka langsung turun langsung kelapangan.
“Berdasar informasi yang saya peroleh dari stasiun pencatat hujan, guyuran terjadi mulai pukul 13.00 sampai 19.00, curah hujan saat itu 148 mm hal ini masuk kategori sangat tinggi, standartnya yaitu berkisar dibawah 100 mm”, kata Karna di lokasi.
Akibat dari longsoran ini membawa dampak besar ppada sedikitnya 375 hektar lahan dari 7 desa dalam dua kecamatan yaitu Gading Sari, Petung dan Patemon Kecamatan Pekem serta Bukor, Jatisari, Jati Tamban dan Ambulu di Kecamatan Wringin.
“Karena dampaknya pada warga 7 desa, maka saya tadi langsung koordinasi dengan ketua G HIPPA untuk melakukan pembersihan secara gotong-royong,” katanya.
Dalam melakukan proses pembersiahn secara bergiliran ini menurut Kadis Pengairan Karna Suswandi, pihaknya selaku tim dari Dinas tidak hanya berpangku tangan melaikan ikut terjun ke lapangan, sehingga nantinya proses pembersihan secara manual ini akan membantu untuk proses irigasi.
“Terpaksa kita lakukan secara manual, karena memang alat berat tidak bias masuk, jalannya saja jalan setapak sepanjang 1 KM lebih,” katanya. [har]

Rate this article!
Tags: