4.991 Rumah Terendam Banjir Susulan di Trenggalek

Pemkot Surabaya memberikan bantuan kepada sejumlah korban bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Trenggalek. Pelepasan penyerahan bantuan dilakukan di Taman Surya  Balai Kota dan dihadiri oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Kamis (18/8).

Pemkot Surabaya memberikan bantuan kepada sejumlah korban bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Trenggalek. Pelepasan penyerahan bantuan dilakukan di Taman Surya Balai Kota dan dihadiri oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Kamis (18/8).

Pemprov, Bhirawa
Bencana banjir benar-benar menjadi musibah bagi warga Kabupaten Trenggalek pada Agustus tahun ini. Sebab jika sebelumnya pada 15 Agustus 2016 telah terjadi banjir bandang hingga menyebabkan 935 KK terdampak di Kecamatan Munjungan, pada Rabu (17/8) sekitar pukul 21.00 banjir kembali merendam 11 desa di Kecamatan Gandusari.
Hujan deras yang berlangsung pada, Selasa (16/8) pukul 21.00 hingga Rabu pagi telah menyebabkan Sungai Tawing meluap, sehingga membuat desa-desa di Kecamatan Gandusari terendam banjir. Puncak banjir terjadi pada Rabu pukul 04.00 – 07.00 dengan tinggi banjir antara 50 – 150 cm. Pada hari yang sama, sekitar pukul 13.30 sebagian banjir mulai surut di beberapa wilayah.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, akibat banjir susulan tersebut telah menyebabkan satu orang luka-luka, tangan kanan patah akibat tertimpa kandang sapi. Belakangan, korban diketahui bernama Laminto usia 53 tahun. Korban kini sedang dirawat di RSUD dr Iskak Tulungagung.
“Banjir juga telah menyebabkan sekitar 4.991 rumah terendam banjir dengan ketinggian 50-150 cm. Sebaran rumah warga yang terendam banjir itu seperti di Desa Jajar 200 KK, Desa Gandusari 500 KK, Desa Wonorejo 2.503 KK, Desa Karanganyar 250 KK dan Desa Sukorejo 970 KK,” kata Sutopo melalui siaran pers yang diterima Bhirawa, Kamis (18/8).
Desa lain yang juga terendam yakni Desa Ngrayung 152 KK, Desa Wonoati 120 KK, Desa Melis 11 KK, Desa Krandegan 10 KK. Sedangkan di Desa Sukorame Kecamatan Gandusari tak ada rumah yang terendam banjir. Selain itu, banjir juga merendam lahan pertanian milik warga. Total lahan yang terendam hingga 48 hektare yaitu 40 hektare di Desa Krandegan, 6 hektare di Desa Karanganyar dan 2 hektare di Desa Widoro.
“Banjir juga telah menyebabkan kerugian pada peternakan dan perikanan. Di mana 10 buah kolam ikan lele milik Haji Makin di Desa wononejo yang terletak di RT 21 Desa Sukorejo diperkirakan kerugian Rp 1 miliar. Lalu satu ekor sapi hilang milik Giman Desa Ngrayung dan dua ekor kambing milik Jumari warga RT 01 Desa Jajar,” katanya.
Dampak lain, lanjut Sutopo, adalah rusaknya jembatan, jalan dan kerusakan bangunan perkantoran. Akibat hujan deras juga telah menyebabkan longsor di Trenggalek. Longsor menimpa rumah di Dusun Balang Desa Senden Kecamatan Kampak sehingga roboh dan menyebabkan satu orang meninggal dunia yaitu Mukilah usia 80 tahun. Di tempat lain longsor menimpa rumah di Desa Ngembel Kecamatan Watulimo.
Sutopo menegaskan, upaya penanganan darurat telah dilakukan. BPBD Kabupaten Trenggalek telah melakukan distribusi logistik. Tagana mendirikan dapur umum di Kantor Kecamatan Gandusari. Sedangkan BPBD Provinsi Jatim telah melakukan pengiriman logistik dan sandang. BPBD Trenggalek dan BPBD Provinsi Jatim hingga kini masih melakukan pendataan.
“Masyarakat diminta selalu waspada terkait ancaman banjir dan longsor di musim kemarau. Anomali cuaca dan menguatnya La Nina telah meningkatkan curah hujan secara nyata. Potensi hujan masih akan terus berlangsung,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jatim Sudarmawan mengatakan, Pemprov Jatim telah melakukan pengiriman tambahan logistik dan sandang. BPBD Kabupaten Trenggalek juga telah melakukan distribusi logistik kepada korban banjir.
“Untuk dapur umum telah didirikan Tagana di Kantor Kecamatan Gandusari. BPBD Jatim dan BPBD Trenggalek saat ini masih melakukan assessment semua kerugian akibat banjir di Trenggalek. Kita minta warga Trenggalek untuk tetap waspada mengingat anomali cuaca ini,” pungkasnya.

Risma Kirim Bantuan
Pemkot Surabaya memberikan bantuan kepada sejumlah korban bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Trenggalek. Banjir yang menenggelamkan enam desa di Kecamatan Gandusari ini telah merendam ribuan rumah di sejumlah desa.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, telah menyediakan pakaian, makanan dan minuman serta peralatan lainnya untuk korban bencana banjir di Kabupaten Trenggalek. Kurang lebih ada 5.000 KK yang terendam banjir dan harus sesegera mungkin dilakukan penindakan.
“Kami telah menyediakan sekitar seribu sarung, baju, seragam sekolah, air mineral, makanan ringan, dan perahu karet. Selain itu, kami juga memberikan bantuan peralatan dapur umum, seperti genset dan tenda,” kata Risma ketika pelepasan penyerahan bantuan di Taman Surya Balai Kota, Kamis (18/8) kemarin.
Menurut wali kota dua periode ini, pemberian bantuan tersebut merupakan tindakan kedaruratan penanganan awal. Sebab, ada sekitar 5.000 KK yang membutuhkan penanganan secara cepat dan tanggap. “Para petugas akan melaksanakan kewajibannya di Trenggalek selama dua hari, namun tidak menutup kemungkinan bisa lebih dari dua hari jika mereka masih dibutuhkan,” ujarnya.
Sedangkan untuk tenaga Sumber Daya Manusia (SDM), tambah Risma, terdapat enam petugas dari Taruna Siaga Bencana (Tagana), Petugas Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol Linmas) ada 20 petugas, enam petugas Parang Merah Indonesia (PMI) dan dua tenaga medis atau dokter.
Menurut dia, pemberian bantuan kepada korban bencana ini rutin dilakukan Pemkot Surabaya guna membantu meringkan beban yang telah dialami para korban. “Seperti di Gunung Kelud Jogjakarta, Papua, Manado dan lainnya itu kami telah memberikan bantuan korban bencana dan ini menjadi kegiatan rutin Pemkot Surabaya,” pungkasnya.
Perlu diketahui, hujan deras yang terjadi di wilayah Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek mengakibatkan enam desa mengalami banjir setinggi mencapai satu meter. Banjir yang cukup tinggi ini pun mengakibatkan air masuk ke rumah penduduk.
Enam desa tersebut antara lainĀ  Desa Jajar, Desa Ngrayung, Desa Wonorejo, Desa Sukorejo, Desa Gandusari, dan Desa Karanganyar. Dikhawatirkan masih ada banjir susulan mengingat curah hujan saat ini masih tinggi di Trenggalek. Hingga akhir Agustus menurut data BMKG, curah hujan diprediksi antara 0-200 milimeter. [iib,geh,dre]

Tags: