4 Tahun Dikandang Sapi, Wabup Serahkan Bantuan

Selama empat Tahun Bambang dan Ngati Hidup Dikandang Sapi.

Selama empat Tahun Bambang dan Ngati Hidup Dikandang Sapi.

Probolinggo, Bhirawa
Bambang dan Ngati serta anak semata wayangnya Anggara yang selama 4 tahun hidup dengan tinggal di kandang sapi di Dusun Pojok 1, Desa Pandansari, Kecamatan Sumber kabupaten Probolinggo mendapat bantuan Pemerintah daerah, Wakil bupati H. Timbul Prihanjoko yang merasa kecolongan.
Menurut Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo, H. Timbul Prihanjoko, Selasa (13/12), pihaknya merasa kecolongan ada warganya sampai 4 tahun lamanya bermukin di kandang sapi bersama sapi milik tetangganya yang diambil dengan bagi hasil tersebut.
Pihaknya prihatin atas penderitaan keluarga kurang mampu ini, sehingga tinggal di kandang sapi. “Kami baru mengetahui saat melihat pemberitaan di berbagai media,” katanya saat menyerahkan bantuan sembako, alas tidur hingga peralatan masak. “Pemerintah akan memberikan bantuan berupa sembako, dan untuk rehab rumah, sementara biar kepala desa koordinasi dengan warga untuk bergotong-royong membangun rumah Ngati,” kata Timbul.
Pemerintah tak akan tinggal diam melihat warganya jika masih hidup dengang dirundung kesedihan. “Kami terus memantau ibu Ngati dan keluarganya,” ujarnya.
Selain wakil bupati, dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Badan Amil Zakat Nasional (BAZnas) Kabupaten Probolinggo juga datang untuk memberikan bantuan. Selain bantuan berupa sembako dan lainnya, pemerintah berjanjiakan merehab kandang sapi yang ditinggali itu menjadi rumah yang layak huni dan tidak lagi tidur bersama sapi.
Anggara (12), putra semata wayangnya itu akhirnya bisa kembali bersekolah lagi, setelah sempat putus sekolah dari kelas 1 SD sejak usia 7 tahun, karena Ngati dan Bambang tak mampu lagi membiayainya. Anggara disekolahkan secara gratis oleh Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, Tutug Edi Utomo mengatakan, Anggara harus melanjutkan sekolahnya, demi masa depannya. Dengan kondisi seperti ini, pihak Dispendik memberikan bantuan agar Anggara menyelesaikan sekolah hingga ke jenjang SMA. “Anggara kami sekolahkan lagi sampai ke jenjang yang lebih jauh. Perjalanan anak ini masih panjang dan harus menyelesaikan sekolah,” tuturnya.
Sementara Ngati mengungkapkan, dirinya sangat berterima kasih karena putranya sudah bisa menempuh pendidikan lagi. Seperti yang diharapkan sebelumnya, kalau dirinya menginginkan Anggara harus selesai sekolah, bahkan cita-citanya hingga kelak kuliah. “Impian saya dan suami seperti itu mas, tapi mau gimana lagi. Kami tidak sanggup membiayainya, untuk makan sehari-hari pun kami masih kebingungan,” harap Ngati.
Hidup di tengah kekurangan membuat Ngati bersama suami rela harus tinggal di kandang sapi berukuran 3 m x 4m bersama Anggara selama 4 tahun. Dalam kandang sapi yang beralas tanah, atap seng penuh lubang itu, hanya ada satu tempat tidur berukuran 1 x 1,5 meter. Tempat tidur tanpa kasur itulah yang biasa digunakan untuk tidur bersama anaknya. Sang suami sempat ditahan polisi selama sepekan karena dituduh Perhutani telah mencuri kayu di hutan pinus. [wap]

Tags: