40 Kontainer Mebel Jatim Terancam Gagal Ekspor

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Industri mebel berorientasi ekspor di Jatim terancam kehilangan order 40 kontainer senilai US$800.000 per bulan dari Amerika Serikat, menyusul ditahannya bahan baku penunjang produk mebel berupa kulit olahan oleh Balai Besar Karantina Hewan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Kondisi ini mengakibatkan prospek industri mebel berorientasi ekspor di Jatim semakin suram, di tengah ketatnya persaingan pasar internasional dengan industri sejenis asal Vietnam.
Menurut Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Jatim, Nur Cahyudi, permasalahan yang dihadapi produsen mebel berorientasi ekspor di provinsi ini kian meluas, baik berupa peraturan pemerintah maupun aspek ketenagakerjaan. Dicontohkan, sebanyak tujuh lembar kulit olahan asal AS yang didatangkan satu perusahaan mebel di Kab. Mojokerto, Jatim, ditahan Balai Besar Karantina Hewan Bandara Soekarno-Hatta sejak 13 Maret 2015, dengan alasan tak memiliki izin penyimpanan gudang. Kulit itu akan digunakan bahan baku penunjang produk mebel sesuai permintaan calon buyers asal AS, dimana produk itu sebagai contoh sebelum ditandatanganinya kontrak.
‘’Buyers asal AS bersedia memberikan order produk mebel rata-rata 40 kontainer senilai US$20.000 per kontainer ukuran 40 feet atau senilai total US$800.000 per bulan. Order itu terancam hilang karena produsen mebel di Mojokerto tak dapat mengirim contoh produk akibat kulit olahan ditahan pihak Balai Besar Karantina Hewan Bandara Soekarno Hatta,’’ ujarnya, Minggu (22/3).
Nur Cahyudi menilai, penahanan kulit olahan itu menghambat upaya peningkatan ekspor. Sebab, bahan baku penunjang mebel itu telah memiliki izin masuk, tetapi tak dilengkapi izin gudang penyimpanan karena bukan kulit mentah dan jumlahnya hanya tujuh lembar.
‘’Keharusan memiliki izin gudang penyimpanan untuk tujuh lembar kulit olahan itu tak logis, karena bukan kulit mentah. Aparat pemerintah seharusnya mempermudah industri berorientasi ekspor,’’ paparnya. [ma]

Tags: