41 Warga Bondowoso Terserang Penyakit Chikungunya

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Bondowoso, Bhirawa
Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Jatim mencatat sebanyak 41 warga menderita penyakit chikungunya yang terhitung sejak November hingga Desember 2016.
“Chikungunya mewabah terhadap puluhan warga di Desa Taal Kecamatan Tapen. Penderita mengalami demam tinggi dan lumpuh mendadak akibat virus yang ditularkan oleh gigitan nyamuk sejenis demam berdarah dengue (DBD) ‘Aedes aegypti”,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Bondowoso, dr Imron di Bondowoso, Selasa (13/12).
Menurut dia, dari 41 kasus penyakit chikungunya yang mewabah di desa tersebut, 40 penderita di antaranya saat ini sudah pulih setelan menjalani perawatan medis dan satu orang penderita masih dirawat di puskesmas setempat.
Beberapa waktu lalu, lanjut dia, chikungunya juga mewabah di Desa Suger Lor, Kecamatan Maesan dan tercatat sebanyak 60 kasus.
“Hampir setiap tahun chikungunya mewabah di tiga kecamatan yang dikategorikan endemis chikungunya, yakni di Kecamatan Tapen, Maesan, dan Kecamatan Cerme,” katanya menjelaskan.
Untuk mengantisipasi semakin meluasnya wabah chikungunya, kata dia, petugas dari dinas kesehatan setempat telah melakukan pengasapan (fogging) pada titik-titik permukiman warga dan berjarak 200 meter dari rumah penderita.
“Pada musim hujan di tiga kecamatan tersebut menjadi daerah peningkatan kasus chikungunya tertinggi dibandingkan kecamatan lainnya. Di Kecamatan Cerme juga sudah ada penderitanya, namun baru 28 kasus,” ucapnya.
Ia mengemukakan bahwa untuk memberantas sarang nyamuk, pihaknya sudah meminta kepada para petugas puskesmas untuk mengaktifkan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dan juru pemantau jentik (Jumantik) yang berperan memberantas sarang nyamuk aedes aegypti termasuk pencegahannya.
“Kalau fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentiknya itu hanya bisa diberantas dengan pemberian abate atau dengan pemberantasan sarang nyamuknya,” tuturnya. [ant]

Tags: