42 PSK Eks Lokalisasi Dolly Tak Terlacak

19-Razia PSK-kar-1Kab Mojokerto, Bhirawa
Dinas Sosial (Dinsos) Kab Mojokerto ternyata kewalahan menangani gajak eks penghuni Lokalisasi Dolly dan Jarak, Surabaya untuk diberdayakan dan menjalani kehidupan normal di daerah. Bahkan dari 42 PSK Dolly asal Mojokerto hanya satu PSK yang mau kembali ke masyarakat. Bahkan Dinsos Kab Mojokerto sendiri hingga kini kesulitan melacak ke-42 warga eks Dolly itu.
”Butuh perjuangan, pelan-pelan dan intensif untuk mendekati dan mengajak teman-teman kita itu (eks-Dolly). Sejauh ini, kami hanya mampu membina satu warga untuk mau jualan kue. Mudah-mudahan ini satu warga kita ini diikuti warga eks Dolly yang lain,” kata Kepala Dinas Sosial Hariyono usai rapat dengan Dinsos Provinsi Jatim dan MUI Mojokerto di Pemkab Mojokerto, kemarin.
Data yang dimiliki Dinsos Kab Mojokerto, hingga kini jumlah warga Kab Mojokerto yang terdata sebagai warga Dolly sebanyak 42 orang. Namun Dinsos setempat baru mendeteksi 16 warganya. Untuk membina mereka Dinsos mengaku kesulitan.
Menurut Hariyono, salah satu penyebab utama mereka sulit ditemui dan diantarkan kembali ke kehidupan masyarakat karena secara mental tak siap. Mereka sudah merasa menjadi bagian gelap dari masyarakat. Ada stigma yang sulit dihapus akan keberadaan mereka sebagai PSK. ”Ini tugas bersama. Makanya kami juga menggandeng MUI. Tapi diakui, satu warga binaan itu serius dan total,” tambah Hariyono.
Kasi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dinsos Provinsi Jatim, Yusmanu menyatakan, ada sebanyak 1.449 warga Dolly yang dipulangkan ke daerahnya masing-masing. Selain dari Kab Mojokerto, mereka dipulangkan ke daerah kabupaten dan kota asal. Mereka berhak atas dana kompensasi pemulangan sebesar Rp5,050 juta setiap PSK.
Namun hanya sebagian kecil yang yang mau mengambil dana kompensasi ini. Banyak dana kompensasi ini akhirnya kembali ke Kemensos. Mereka akan didampingi dan dibina untuk tak lagi menekuni bisnis sahwat. Mereka diajak menjadi pelaku ekonomi produktif. ”Kami punya panti untuk khusus memberi ketrampilan. Jika tak dibina di dalam panti, bisa di luar panti,” kata Yusmanu.
Panti itu di bawah UPT Tuna Susila yang berlokasi di Kediri. Yusmanu juga mengakui sulit mengajak hijrah para eks warga Lokalisasi Dolly. Meski telah dikerahkan Ikatan Dai khusus Areal Lokalisasi, namun masih belum bisa mengajak mereka mau secepatnya kembali kepada masyarakat. ”Kami pelan-pelan mengetuk hati para warga eks-Dolly. Kami memotivasi terus,” kata KH Rofiq Alawy, dari MUI Mojokerto. [kar]

Keterangan Foto : Petugas Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Kab Mojokerto menjaring PSK yang diduga pindahan dari Lokalisasi Dolly Surabaya. [kariyadi/bhirawa]

Tags: