424 Siswa SMAN 3 Membuat Laporan KTS 2019

Tim Puput Isabela dari kelas XI MIPA 3 sedang mempresentasikan hasil laporannya. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Pada era global saat ini pemuda millenial menjadi target utama untuk memajukan industri kreatif. Contohnya, para siswa tingkat SMA ataupun mereka yang berpendidikan dan selalu melakukan update akan perkembangan dunia usaha.
Kondisi ini diharapkan dari para siswa produktif bisa tercipta sebuah inovasi dari ide – ide yang dimiliki. Keberanian dan sikap ingin selalu mencoba dan aktif di segala bidang kehidupan. Sehingga memudahkan industri kreatif dapat berkembang dengan baik.
Hal inilah yang disampaikan salah satu siswa SMA Negeri 3 Sidoarjo saat menjadi narasumber dalam Seminar Laporan KTS (Kegiatan Tengah Semester) 2019 Enterpreneural Learning, di ruang pertemuan SMAN 3 Sidoarjo, Senin (16/12) kemarin.
Kepala SMAN 3 Sidoarjo, Eko Redjo Sunariyanto SPd MPd menuturkan, kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi sekolah terhadap kerja keras peserta didik, dalam kegiatan tengah semester beberapa waktu yang lalu bertajuk FVS (Factory Visit Study) 2019.
“Ada 424 siswa yang mengikuti membuat laporan KTS 2019 ini dan berhasil mengumpulkan sebanyak 110 laporan. Mereka membentuk kelompok – kelompok perwakilan. Dari 110 Laporan KTS. terpilih lima laporan terbaik untuk dipresentasikan di depan juri, orangtua dan siswa,” tutur Ekor Redjo.
Maka ditampilkan lima kelompok pemateri dari peserta didik kelas XI untuk mewakili semua peminatan, MIPA, IPS dan IBB. Salah satu judul laporan yang diseminarkan adalah ‘Mewujudkan Industri Kreatif Sebagai Jawaban Era Global Melalui Pemuda Milenial yang Aktif’ dan disajikan Tim Puput Isabela dari kelas XI MIPA 3.
Eko juga menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada semua peserta seminar yang hadir, termasuk Ketua Komite dan orangtua/wali peserta didik pemateri. Jadi, hasil seminar itu tidak untuk mencari hadiah, tetapi sebagai ajang unjuk kreativitas bagian dari kecakapan Abad 21, Critical Thinking, Creative, Communication dan Collaboration.
“Sebagai penghargaan atas perjuangan para peserta, sekolah memberikan hadiah kepada para pemenang. Yang perlu dicermati bukan nilai rupiahnya, tapi hadiah ini merupakan kunci pembuka prestasi menuju prestasi berikutnya setelah lulus dari SMA. Kuliah maupun bekal dalam kehidupan di masa depan,” tambah Eko Redjo Sunariyanto. [ach]

Tags: