43 Persen Warga Jatim Andalkan Modal Informal

Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf bersama Bupati Jombang Nyono Suharli Wakil Bupati Hj Munjdjidah Wahab Sekdakab Ita Triwibawatid, juga Ketua DPRD Jombang Joko Triono. [ramadlan/bhirawa]

Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf bersama Bupati Jombang Nyono Suharli Wakil Bupati Hj Munjdjidah Wahab Sekdakab Ita Triwibawatid, juga Ketua DPRD Jombang Joko Triono. [ramadlan/bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf meminta koperasi bisa menjadi jembatan permodalan untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pasalnya 43% masyarakat Jatim masih mengandalkan permodalan dari sector informal non perbankkan.
Hal ini disampaikan Gus Ipul-sapaan akrab Saifullah Yusuf saat membuka Sosialisasi pembentukan infrastruktur keuangan Lembaga Keuangan Mikro LKM, berbasis kelompok fungsional di Pendopo Kab Jombang, Selasa (26/5) kemarin.
Menurut Gus Ipul, dengan meminjam permodalan disektor informal non bank maka akan memberatkan dalam menjalankan usaha. ”Karena Bunganya sangat tinggi, mereka pinjam karena terpaksa. Dari hasil penelitian, hampir 40% masyarakat kita tak mengetahui atau tak bisa pinjam uang dibbank dan hanya 17% yang mengetahui dan meminjam melalui perbankan,” ujarnya mengungkapkan.
Padahal, lanjut Wagub, perekonomian di Jatim 54%-nya ditopang dari sektor UMKM ini. Karena di Jatim kini ada sebanyak 6 juta lebih UMKM. 70% UKM itu diantaranya dimiliki oleh Koperasi Mikro. Selebihnya, 261 ribu UKM kategori mikro kecil, serta 30 ribu UKM kategori menengah. Dan hampir separuhnya itu dikelola koperasi,” imbuhnya mengatakan.
Masih menurut Gus Ipul, koperasi merupakan tulang punggung perekomonian negera Indonesia termasuk di Jatim. Dan prioritas koperasi Jatim yang digalakkan sekarang berbasis jamaah ibu ibu. ”Saya titip bantuan Koperasi Wanita (Kopwan) ini bisa disukseskan dan bisa menjadi contoh dalam pengelolaan permodalan untuk usaha kecil menengah. Artinya jika ada orang butuh permodalan untuk kegiatan usaha UMKM datang dan layani di koperasi jangan sampai mereka pinjam ke bank titil,” ujarnya seraya mengatakan adanya koperasi juga bisa menyerap ribuan tenaga kerja.
Sementara itu, untuk pengembangan usaha menghadapi MEA yan bakal diberlakukan akhir 2015 mendatang, Pemprov Jatim memberi perhatian khusus kepada UKM asal Jatim dan Koperasi mikro agar produknya mampu bersaing dengan produk luar negeri. Salah satunya, kata Saifullah Yusuf, dengan cara mempermudah akses permodalan.
”Meningkatkan kualitas SDM-nya, produknya, mempermudah akses permodalannya, dan yang penting lagi adalah memperluas pasar. Kita ingin pasar dalam negeri dikuasai produk-produk dalam negeri. Nah untuk bisa bersaing, tidak ada pilihan lain, mereka harus berstandar internasional, produknya, bungkusnya, manajemennya, pola pemesarannya, itu cara yang kita lakukan,” kata mantan Ketua PP GP Ansor ini mengatakan.
Karenanya pihaknya sangat berharap pasar dalam negeri harus bisa dikuasai pedagang atau pengusaha dalam negeri sendiri. ”Kita ingin pasar dalam negeri harus dikuasai pedagang dalam negeri. Untuk bisa bersaing harus berstandar internasional, Ini salah satu cara kita,” pungkasnya. [rur]

Tags: