452 Pesilat PSHT Nganjuk Gelar Krida Tanding

Turnamen pencak silat memperebutkan piala PSHT Nganjuk diikuti 452 atlet dari seluruh Kabupaten Nganjuk. [ristika]

Nganjuk, Bhirawa
Memperebutkan piala PSHT Nganjuk, sebanyak 452 pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) bertarung di ajang krida tanding siswa 2018. Ajang yang mempertandingkan pencak laga dan seni ini sengaja digelar untuk mencari atlet muda berbakat dari PSHT.
Krida Tanding Silat PSHT se-Kabupaten Nganjuk, ini diikuti oleh para pesilat usia dini hingga remaja dengan usia 17 tahun.
“Kami sengaja mencari bibit pesilat muda. Karena itu ajang ini hanya diperuntukkan untuk pelajar tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA),” ujar Drs Gondo Hariono, Ketua PSHT Cabang Nganjuk.
Dijelaskan Gondo Hariono, PSHT Nganjuk memiliki 20 ranting di 20 kecamatan yang menyertakan atletnya untuk berlaga. Selain itu sejumlah sekolah yang memiliki ektrakulikuler pencak silat juga menerjunkan atletnya. Dengan demikian, jumlah pesertanya mencapai 452 dan ini dianggap sebagai event yang sangat baik untuk menjaring bibit atlet pencak silat. Bukan hanya itu saja, pencak silat sebagai beladiri asli Indonesia saat ini sangat digemari oleh usia dini hingga remaja di Kabupaten Nganjuk. Karena itu, Gondo Hariono memiliki harapan untuk menjadikan Kabupaten Nganjuk sebagai gudang atlet pencak silat berprestasi.
“Harapan saya, atlet pencak silat di level nasional maupun internasional akan muncul dari Kabupaten Nganjuk. Khususnya dari PSHT,” tutur Gondo Hariono saat ditemui Bhirawa.
Menurut Gondo Hariono, PSHT di Kabupaten Nganjuk dianggap telah berhasil melestarikan olahraga beladiri tradisional. Sehingga peran PSHT sebagai salah satu perguruan pencak silat telah mampu melestarikan seni budaya. Selain itu, saat ini pencak silat kembali menjadi olahraga yang disenangi dan dipelajari generasi muda Kabupaten Nganjuk. Buktinya, seni beladiri cukup menggeliat di tengah masyarakat. Generasi muda berkeinginan mendalami olahraga pencak silat. [ris]

Tags: