48 Pulau Berpenghuni di Sumenep Belum Terlayani Kapal Perintis

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Ribuan warga di enam pulau di Kabupaten Sumenep sekarang bisa sedikit bergembira. Sebab sebentar lagi mereka akan terlayani tambahan dua kapal perintis baru. Jika selama ini enam pulau di Sumenep hanya dilayani dua kapal yang berlayar tiap seminggu sekali, dengan tambahan dua kapal nanti diharapkan intensitas kedatangan kapal perintis akan semakin lebih padat.
Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub dan LLAJ) Provinsi Jatim Dr Ir Wahid Wahyudi MT menuturkan, dua kapal yang selama ini melayani rute kepulauan ini, satu kapal berangkat dari Surabaya, lantas menuju ke enam kepulauan dan melanjutkan perjalanan ke Banyuwangi. Sedangkan satu lagi berangkat dengan rute sebaliknya.
“Biasanya, satu kapal berangkat dari Surabaya, satu lagi berangkat dari Banyuwangi. Total perjalanan 14 hari, jadi satu pulau itu hanya disandari kapal selama tujuh hari sekali. Nanti setelah ada tambahan dua kapal lagi, mungkin intensitasnya lebih banyak,” kata Wahid dikonfirmasi, Senin (30/3).
Menurut dia, dengan penambahan dua kapal lagi, enam kepulauan itu diharapkan bisa disandari kapal perintis maksimal tiga hari sekali. Enam kepulauan itu yakni, Pulau Masalembu, Keramaian, Raas, Sapudi, Sapeken dan Kangean. “Kalau kapal sering bersandar, warga kepulauan tidak akan kekurangan bahan pokok,” ungkapnya.
Selain menambah jumlah kapal, pemerintah juga akan mendalamkan dan memperlebar pelabuhan yang ada di kepulauan. “Karena tidak mungkin hanya mengandalkan kapal perintis, dengan dermaga yang lebih dalam diharapkan kapal-kapal swasta bisa sandar,” katanya.
Menurut Wahid, empat kapal perintis ini sebenarnya belum ideal karena baru enam pulau yang bisa terlayani. Padahal di Jatim, saat ini terdapat 48 pulau berpenghuni yang selama ini belum terlayani kapal perintis.
Kapal perintis sendiri merupakan kapal milik pemerintah yang pembiayaannya juga disubsidi oleh pemerintah. “Dengan penambahan kapal dan perluasan dermaga, kami berharap perekonomian di kepulauan bisa lebih baik lagi,” ujarnya.
Wahid berharap, 48 pulau yang selama ini belum dilalui kapal perintis minimal setiap pulaunya ada dermaganya. Supaya ada kapal-kapal rakyat yang bisa bersandar dan bisa menjadi solusi jika ada keadaan darurat. “Misalnya jika ada warga yang sakit dan segera bisa dirawat di Surabaya atau ada yang mau melahirkan operasi, jika ada dermaga kapal bisa bersandar dan membawanya,” ungkapnya.
Dengan tidak adanya dermaga itu, lanjutnya, wajar jika ada ombak tinggi lebih dari dua meter, warga kepulauan terisolir. Akibatnya harga bahan pokok melonjak tinggi karena tidak ada suplai. “Kami berharap dua kapal perintis dari pemerintah ini bisa terealisasi tahun ini melalui APBNP 2015,” tandasnya. [iib]

Tags: