5 Orang Tewas Terserang DBD di Bojonegoro

Kepala-Bidang-Pemberdayaan-Kesehatan-Masyarakat-PKM-Dinas-Kesehatan-Dinkes-Kabupaten-Bojonegoro-Soeharto.-[achmad-basir/bhirawa].

Kepala-Bidang-Pemberdayaan-Kesehatan-Masyarakat-PKM-Dinas-Kesehatan-Dinkes-Kabupaten-Bojonegoro-Soeharto.-[achmad-basir/bhirawa].

Bojonegoro, Bhirawa
Hingga saat ini, serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bojonegoro tercatat sebanyak 153 penderita baik anak-anak maupun orang dewasa. Dari jumlah tersebut, lima orang penderita DBD dinyatakan meninggal dunia.
Jumlah total 153 penderita DBD tersebut rincianya pada bulan Januari sebanyak 125 kasus dan pada bulan Pebruari sebanayak 28 kasus. Sedangkan lima meninggal dunia pada bulan Januari sebanyak 3 orang dan bulan Pebruari sejumlah 2 orang.
Pernyataan itu, disampaikan Kepala Bidang Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat (PKM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro, Soeharto, Rabu (17/2). Menurutnya, saat ini pihaknya belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) kasus demam berdarah di wilayah kerjanya. “Meski lima orang penderita DBD meninggal dunia. Namun hingga kini belum ditetapkan status (KLB),” katanya.
Terkait belum diberlakukannya status KLB (Kejadian Luar Biasa) pada penyakit dari Aedes Aegypti ini di Bojonegoro, Soeharto menjelaskan, sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 1501 tahun 2010, kondisi kasus DBD di Bojonegoro belum masuk status KLB.
Sementara itu Kasi Pengendalian Penyakit Dinkes Bojonegoro, dr. Whenny Diah Prijanti mengatakan, kelima korban yang meninggal dunia itu semuanya merupakan anak-anak yang berusia antara 3 sampai 12 tahun. “Rentan terserang virus yang disebabkan gigitan nyamuk aides egypy itu anak-anak kecil. Namun orang dewasa juga bisa terserang, tahun ini penderita orang dewasa juga banyak tapi tidak ada yang meninggal,” ujarnya.
Sementara, ratusan pasien DB itu dirawat di 28 Puskesmas yang ada di Bojonegoro. Puskesmas Kecamatan Kanor misalnya, saat ini merawat sebanyak 20 pasien DB. Itu tercatat tinggi dibanding kecamatan lain, sebab Kanor merupakan wilayah endemis DB. “Dari jumlah tersebut, 14 pasien itu anak-anak, sedangkan orang tua 6 pasien,” ujarnya.
Selain di Kecamatan Kanor, beberapa Puskesmas di wilayah endemis di Kota Ledre juga merawat banyak pasien DB. Diantaranya, Gayam, Purwosari, Temayang, Balen dan Kapas. Selain daerah endemis, pasien DBD pada bulan Januari sudah tersebar di 20 titik di Kabupaten Bojonegoro, seperti Kecamatan Balen, Baureno, Bubulan, Bojonegoro, Sumberejo, Sukosewu, Kedungadem, Dander, Kepohbaru, dan Sugihwaras.
Sekedar diketahui, pada tahun 2015 jumlah penderita DBD sebanyak 561 orang yang tersebar di 26 Kecamatan. Sehingga dari 28 Kecamatan yang ada di Bojonegoro hanya dua kecamatan yang tidak ada penderita DBD. Dua kecamatan itu Kecamatan Sekar dan Margomulyo.
Peningkatan jumlah penderita DBD biasanya terjadi pada saat memasuki musim penghujan. Seperti pada bulan November 2015 lalu, ada 45 penderita, meningkat di Bulan Desember, 60 penderita dan Januari 2016 ada 75 penderita. Pada puncaknya diperkirakan terjadi di Januari dan akan menurun pada bulan Pebruari.
Dr. Wenny mengimbau kepada masyarakat agar memperhatikan lingkungan sekitar rumah. Apalagi saat ini musim penghujan dan banjir, sehingga banyak genangan air disekitar rumah yang dijadikan tempat bersarangnya nyamuk demam berdarah.
“Masyarakat harus terus menggalakkan perilaku 3M, yaitu membersihkan kamar mandi, menutup penampungan air, dan mengubur sampah yang bisa menampung air hujan di mana nyamuk Aedes Aigepty biasa berkembang biak,” paparnya. [bas]

Tags: